Enggan Mencintai Tanah Air dan Negara, Simak Beberapa Dalil Al Quran di Bawah ini

- Jumat, 2 September 2022 | 11:45 WIB
Cinta (Pixabay)
Cinta (Pixabay)

Bogor Times- Sebelum membahas perlu diketahui pendapat ulama Al-Jurjani dalam kitabnya al-Tarifat mendefinisikan tanah air dengan al-wathan al-ashli.

 اَلْوَطَنُ الْأَصْلِيُّ لِدُ الرَّجُلِ الْبَلَدُ الَّذِي

Artinya; al-wathan al-ashli yaitu tempat kelahiran seseorang dan negeri di mana ia tinggal di dalamnya. (Ali Al-Jurjani, al-Ta'rifat, Beirut, Dar Al-Kitab Al-Arabi, 1405 H, halaman 327)

 

Baca Juga: Agar Berkah Jalani Hidup Dibulan Safar, Baca Doa ini

Baca Juga: Menyelami Makna Sujud Berbasis Referensi Tafsir Al QuranBaca Juga: Ingin Diakui Umat Nabi Muhammad? Citai Tanah Air, Simak Dalil Hadis Keharusan Mencintai Negara

Dalam Islam, mencintai tanah air adalah kewajiban yang tidak boleh dihapus atau dilanggar. Hal itu karena mencintai tanah adalah hal yang sifatnya alami pada diri manusia.

Karena sifatnya yang melekat pada diri manusia, maka hal-hal tersebut tidak dilarang oleh agama Islam, sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran/nilai-nilai Islam. Meskipun cinta tanah air bersifat alami, karena itulah syariat Islam mengaturnya.

Seperti beberapa dalil tentang bolehnya cinta pada tanah air:

1. Dalil Cinta Tanah Air Dari Al-Qur'an Salah satu ayat Al-Qur'an yang menjadi dalil cinta tanah air menurut penuturan para ahli tafsir adalah Qur'an surat Al-Qashash ayat 85:

الَّذِي لَيْكَ الْقُرْآنَ لَرَادُّكَ لَى ادٍ

Artinya: “Sesungguhnya (Allah) yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al-Qur'an benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali.” (QS. Al Qashash: 85)

Para mufassir dalam menghadapi kata "معاد" terbagi menjadi beberapa pendapat. Ada yang memastikan kata "معاد" dengan Makkah, akhirat, kematian, dan hari hari.

Namun menurut Imam Fakhr Al-Din Al-Razi dalam tafsirnya Mafatih Al-Ghaib, mengatakan bahwa pendapat yang lebih mendekati yaitu pendapat yang akan dihadapi dengan Makkah. Syekh Ismail Haqqi Al-Hanafi Al-Khalwathi (wafat 1127 H) dalam tafsirnya Ruhul Bayan mengatakan:

الآيةِ ارَةٌ لَى الوَطَنِ الإيمانِ، انَ لُ اللهِ - لى الله ليه لم - لُ ا: اَلْوَطَنَ ال اللهُ انه لَهُ ....... الَ البُلْدَانُ.

Halaman:

Editor: Usman Azis

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

5 Doa Pilihan yang Cocok Dibaca Selama Ramadhan

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB
X