Kapolresta Kota Yogyakarta Kombes Pol Idham Mahdi memaparkan, aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD DIY pada Rabu, 7 September 2022 bisa terkendali dengan pengamanan dan pengawalan kepolisian.
"Sore ini telah selesai aksi penyampaian pendapat di muka umum yang pelaksanaannya di depan DPRD DIY. Pelaksanaannya alhamdulillah cukup baik walaupun ada sedikit insiden," kata Idham Mahdi.
Aksi unjuk rasa berlangsung sepanjang siang hingga petang yang dilakukan oleh dua gelombang massa.
Aksi pertama berlangsung sekira pukul 11.30 WIB oleh Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI).
Unjuk rasa berakhir menakutkan. Setelah itu, MPBI DIY beraudiensi dengan Wakil Ketua DPRD DIY Huda Tri Yudiana untuk menambahkan jumlah pertanyaan.
Demo kedua berlangsung pada pukul 15.40 WIB oleh Aliansi Rakyat Bergerak (ARB) dengan jumlah massa yang lebih banyak.
Mulanya, demo kedua berlangsung secara tertib dengan aksi orasi bergiliran. Akan tetapi, beberapa saat kemudian sebagian besar mendorong dan menendang gerbang sisi barat DPRD DIY. Akibatnya, gerbang menjadi roboh.
Kapolresta Kota Yogyakarta menilai, menyampaikan aspirasi di depan Gedung DPRD DIY masih dalam kondisi yang tidak terkendali.
Aksi unjuk rasa dikawal oleh sekitar 500 personel gabungan dari Polresta Yogyakarta, Brimob, dan Dalmas Polda DIY.
"Rekan-rekan yang melaksanakan pengamanan juga masih bisa kita kendalikan diri. Jadi ke depan hal-hal seperti ini yang memang bisa mengundang, yang bisa ada penyusup yang kira-kira bisa memecah kita semua, tolong ini untuk kita saling menjaga," kata dia.
Berkaitan dengan kerusakan fasilitas di lingkungan sekitar demo, Idham kan melakukan koordinasi dengan sekretaris dewan dan jajaran DPRD DIY.
"Kami dari jajaran Polresta Yogyakarta mengucapkan terima kasih suasana masih cukup kondusif untuk kedepannya untuk menjaga keamanan dan keamanan kita," kata Idham.
Sementara itu, Sekretaris Dewan DPRD DIY Haryanta menilai pintu gerbang sisi barat DPRD masih dalam batas wajar. Karena, banyak massa yang datang.
Menurut Haryanta, gerbamg uang roboh sudah bisa didirikan kembali.
"Tidak begitu parah udah biasa artinya wajar lah saya melihat kalau itu bagian dari massa yang banyak mungkin berisiko di sana. Saya kira itu kondusif," kata Haryanta.
"Tidak ada pemberitahuan dan tiba-tiba datang. Dan tadi sudah kami minta masuk tapi kelompok yang kedua ini tidak mau masuk, menolak masuk," ujarnya.***
