Momentum Lebaran Jadi Hegemoni Kapitalis Kepada Kaum Proletar

- Senin, 8 April 2024 | 14:08 WIB

 

Setahun sekali umat Islam di seluruh dunia merayakan hari raya Idul Fitri atau lebih akrab dikenal dengan hari raya lebaran, hari raya lebaran adalah hari dimana umat islam sudah tidak berpuasa, biasanya tradisi yang dilakukan adalah saling bermaafan dan mudik untuk merayakan di kampung halaman dengan orang tua.

Tapi di Indonesia moment lebaran dijadikan moment untuk merias penampilan dengan sangat modis dan hype, momentum hari raya untuk membeli pakaian baru dan yang mempunyai merk terkenal, sebenarnya tidak apa-apa, naas nya ini membeli pakaian dijadikan pasar komoditas oleh kaum kapitalis.

Kaum borjuis menjadikan kaum proletariat sebagai pasar untuk membeli pakaian pada hari raya, dengan menciptakan budaya yang sebenarnya adalah simulacra, dimana budaya nya hanya memakai baju yang rapih, wangi, sopan dan sebagainya pada hari raya, akhirnya ini dijadikan alat bagi kapitalis kecil untuk menduplikasi budaya dengan membeli baju baru pada hari raya, sehingga akan menjadi keuntungan bagi kapitalis ketika banyak kaum proletar membeli baju baru.

Penciptaan simulacra oleh kapitalis ini menyasar pada budaya dimana sentimen budaya cukup kuat bagi masyarakat, saya mencoba mendobrak budaya dengan tidak mau beli baju baru tetapi orang tua saya yang telah ter hegemoni berucap "setahun sekali beli baju baru, ini juga untuk meramaikan hari raya, malu sama orang-orang".

Membeli baju lebaran memang tidak dilarang, tapi untuk masyarakat yang mampu saja, sayangnya masyarakat Indonesia yang sudah ter hegemoni oleh simulacra nya kapitalis, dengan penuh tenaga akan memenuhi untuk belanja baju baru juga, karena jika dia tidak membeli baju baru, akan teralienasi, entah akan teralienasi oleh masyarakat atau teralienasi oleh diri sendiri karena merasa malu tidak bisa membeli baju lebaran seperti masyarakat sekitar.

Budaya ini menyasar kaum proletar di desa yang masih sensitif dengan budaya, banyak artis yang sudah meninggalkan budaya membeli baju lebaran ini, artis yang tidak mengglorifikasi untuk tidak membeli baju lebaran tentu mempunyai kepentingan untuk membeli brand artis tersebut, maka ia akan menglorifikasi untuk membeli baju baru di hari raya.

Masyarakat akan cukup susah untuk meninggalkan budaya ini karena budaya ini juga bersinggungan dengan agama, maka ketika mendobrak budaya ini akan bersinggungan dengan agama juga, disisi lain kapitalis cukup berhasil melakukan hiperrealitas pada masyarakat, mereka menjalankan budaya sekaligus menjalankan sistem kapitalis secara tidak sadar.

Kontributor : Zulkipli Ikhsan

Editor: Rajab Ahirullah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Mengenal Jenis-jenis Kucing

Jumat, 14 Juli 2023 | 22:46 WIB

Inilah Sejarah Lengkap Fatayat NU

Sabtu, 8 Juli 2023 | 23:25 WIB

PC PMII Kabupaten Bogor Gelar Goes to Pesantren

Minggu, 22 Januari 2023 | 11:08 WIB

PMR SMAN 1 Gunungsindur: Kembangkan Sikap Sosial

Sabtu, 19 November 2022 | 12:33 WIB

RASA, Cerpen Siswa

Jumat, 2 September 2022 | 10:15 WIB
X