Kisah Heroik Pemuda Pertahankan Keimanan di Hadapan Otoritarianisme Penguasa

- Rabu, 12 Juli 2023 | 21:50 WIB
Gambar Ilustrasi Pejuang  (Pixabay.com)
Gambar Ilustrasi Pejuang (Pixabay.com)

Raja pun bertanya, “Apa syaratnya?”

Pemuda itu pun menjelaskan, “Kumpulkanlah rakyatmu di suatu bukit. Lalu saliblah aku di atas sebuah pelepah. Kemudian ambillah anak panah dari tempat panahku. Lalu ucapkan, “Bismillah rabbil ghulam, yang artinya: dengan menyebut nama Allah Tuhan dari pemuda ini.” Lalu panahlah aku, engkau pasti akan dapat membunuhku.”

Rakyat kemudian dikumpulkan di suatu bukit. Pemuda itu disalib di pelepah pohon. Raja mengambil anak panah dari tempat panahnya dan diletakkan di busur. Setalah itu, ia mengucapkan, “Bismillah rabbil ghulam.” Anak panah pun meluncur mengenai pelipisnya.
​​​​​​​

Secara reflek pemuda tersebut memegang pelipisnya tempat anak panah tersebut menancap, kemudian mati.

Rakyat yang kebetulan berkumpul di situ lalu berkata, “Kami beriman kepada Tuhan pemuda tersebut. Kami beriman kepada Tuhan pemuda tersebut. Kami beriman kepada Tuhan pemuda tersebut.”

Saat kemudian​​​​​​ Raja datang, ada yang bertanya: “Apa yang selama ini engkau khawatirkan? Sepertinya benar-benar telah terjadi, rakyatmu saat ini telah beriman pada Tuhan pemuda itu.”

Kemudian raja memerintah untuk membuat parit di jalanan dan dinyalakan api di dalamnya. Raja berkata, “Siapa yang tidak mau kembali pada ajarannya, maka lemparkanlah dia ke dalamnya atau masuklah ke dalamnya.”

Mereka pun melakukannya, sampailah pada giliran wanita yan​​​​​​​g mengendong bayinya. Wanita ini pun begitu tidak berani maju ketika akan masuk ke dalamnya.

“Wahai ibu, bersabarlah karena engkau di atas kebenaran.” kata bayi tersebut. Kemudian ia pun menceburkan diri di parit yang dipenuhi kob​​​​​​​aran api yang menyala-nyala. .


Hikmah Kisah
Kisah ini, kisah raja, tukang sihir, rahib dan pemuda banyak versi riwayatnya. Mayoritas mufasir menyebutkan riwayat ini untuk menjelaskan Ashabul Uhdud dalam surat Al-Buruj. Sumber terpercaya kisah Ashabul Uhdud ini adalah hadits shahih riwayat Imam Muslim dengan nomer hadits 3005.

Ada yang mengatakan bahwa jumlah korban saat itu adalah 20 ribu. Ada pula yang mengatakan 12 ribu.

Al-Kalbi berkata, "Ashhabul Ukhdud jumlahnya 70 ribu iiwa." Wahbah bin Musthafa Az-Zuhaili, At-Tafsirul Munir, [Damaskus, Darul Fikr: 1418 H], juz XXX, halaman 153).

Imam An-Nawawi pensyarah Shahih Muslim dalam kitabnya mengatakan:

هَذَا الْحَدِيثُ فِيهِ إِثْبَاتُ كَرَامَاتِ الْأَوْلِيَاءِ وَفِيهِ جَوَازُ الْكَذِبِ فِي الْحَرْبِ وَنَحْوِهَا وَفِي إِنْقَاذِ النَّفْسِ مِنَ الْهَلَاكِ سَوَاءً نَفْسُهُ أَوْ نَفْسُ غَيْرِهِ مِمَّنْ لَهُ حُرْمَةٌ

Artinya, "Hadits ini menunjukkan adanya karamah para wali dan kebolehan berdusta dalam peperangan dan semisalnya, seperti untuk menyelamatkan jiwa dari kebinasaan; baik dirinya sendiri atau orang lain yang dimuliakan." (Muhyiddin Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Syarhun Nawawi 'ala Muslim, [Bairut, Ihya' Turots: 1392 H] juz 17, halaman 130).

Halaman:

Editor: Usman Azis

Rekomendasi

Terkini

5 Doa Pilihan yang Cocok Dibaca Selama Ramadhan

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB
X