nasional

Kematian Yang Sangat Tragis Sang Mantan Santri.

Sabtu, 9 Oktober 2021 | 12:15 WIB
ilustrasi muslim munajat fixabay (ilustrasi muslim munajat fixabay)

BogorTimes - Kehidupan sehari nya dihabiskan dikampung halaman, ia tinggal di Belitung dan menjadi seorang anak dari Ayah yang begitu alim ternama diwilayah tersebut, "sebut saja dia Ahmad Aidit.

Ayah nya seorang ulama yang disegani di kampungnya. Pendiri sebuah sekolah Muhammadiyah di Belitung. Ayah nya asli Minangkabau yang terkenal taat beragama.

Sewaktu kecil, Aidit rajin mengaji. Suaranya yang bagus dan lantang, menyebabkan ia sering disuruh mengumandangkan adzan. Saat itu belum ada TOA. Sehingga suaranya yang lantang diandalkan untuk memanggil orang-orang untuk Shalat berjamaah.

Baca Juga: Nambah Koleksi Jabatan, Jokowi Mempercayakan Pimpinan Komite Kereta Cepat Bandung Jakarta Ke Luhut

Sorot matanya tajam, menandakan kecerdasan otaknya. Dia memang sangat cerdas. Bisa menyerap ilmu agama dengan baik dan Juga sering diminta membacakan ayat-ayat suci Al-Qur'an dalam berbagai acara peringatan keagamaan.

Siapa sangka sosok santri itu akan berubah drastis menjadi sosok terpenting PKI di negri ini? Siapa sangka sosok pembaca ayat suci Al-Qur'an itu menjadi otak pemberontakan G30SPKI?

"Sungguh mahal hidayah Allah Hanya orang-orang yang dipilih Nya saja yang bisa istiqomah hingga akhir hayat".

Baca Juga: Wow Said Didu Membeberkan Perusahaan Penerbangan Ladang Numpuk Dollar.

Semua berawal dari pergaulan yang salah. Saat melanjutkan Sekolah Dagang di Jakarta, Aidit berteman dengan para aktifis komunis. Nilai-nilai relijius yang dianutnya semasa kecil, sirna begitu saja.

Aidit tenggelam dalam buku-buku Marxisme-Leninisme. Dan dia hanyut dalam pemikiran dan pergerakan kaum palu arit. Aidit menghilangkan nama depannya.

Jika nama aslinya adalah Ahmad Aidit, maka sejak aktif di PKI menjadi Dipa Nusantara Aidit. Disingkat menjadi DN Aidit.

Baca Juga: Ramai Pengusungan Calon Ketua PBNU, Gus Nadir : yang Muktamar NU kenapa Mereka Ikut Heboh

Kecemerlangan otak Aidit, menjadikan dia menjadi pucuk pimpinan PKI.
Dia juga mengunjungi negara-negara komunis untuk mereguk ilmu langsung disana. Dia mengunjungi RRC dan Soviet.

Tapi dia lebih mengidolakan RRC. Itulah mengapa dia mengikuti gaya Mao Zedong.

Aidit berfikir bahwa Revolusi harus dipercepat. Kondisi Soekarno yang sudah sakit-sakitan, menyebabkan dia mengambil langkah pemberontakan G30SPKI.

Baca Juga: Sempat Di Hentikan , KSP Minta Kasus Dugaan Pemerkosaan Tiga Anak Di Luwu Timur Dilanjutkan

Halaman:

Tags

Terkini

5 Doa Pilihan yang Cocok Dibaca Selama Ramadhan

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB