Secuil Kisah Patriotisme Mbah Hasyim Asy Ari

- Minggu, 9 Juli 2023 | 14:00 WIB

Bogor Times- Meskipun banyak arsip/dokumen Arabian Press Board (APB) yang dibakar NICA, tetapi kisah heroisme perjuangan Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari yang ditulis oleh Muhammad Asad Shahab seorang penulis sekaligus pejuang yang dikenal sebagai tokoh penyebar berita Proklamasi RI ke berbagai negara khususnya mesir/timur tengah melalui lembaga kantor berita yang dikelolanya, yakni APB (Arabian Press Board), tergambar sangat jelas dalam bukunya yang berjudul "Al-'Allamah Muhammd Hasyim Asy'ari Wadli'ullubnah Istiqlali Indonesia". (Mahaguru Muhammad Hasyim Asy'ari Peletak Dasar Kemerdekaan Indonesia ).


Berikut sepenggal kisah kesaksian Muhammad Asad Shahab atas apa yang diperjuangkan Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari untuk Kemerdekaan Indonesia:


Sejarah kehidupan beliau dipenuhi dengan aksi membela tanah air. Perlawanannya terhadap Belanda dengan ucapan dan tindakan begitu santer. Beliau mengeluarkan sejumlah fatwa anti Belanda, diantaranya:

Baca Juga: Anak Suka Menyendiri? Berikut Cara Atasinya
larangan bagi umat Islam untuk bekerja sama dengan Belanda dalam bentuk apapun, larangan menerima bantuan dari Belanda dalam bentuk apapun, dan kewajiban untuk melawan Belanda. Fatwa beliau memiliki pengaruh besar di tengah masyarakat.


Pemimpin Tertinggi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) Jenderal Sudirman dan pemimpin Revolusioner Bung Tomo serta yang lainnya sering berkomunikasi langsung dengan beliau, meminta nasihat-nasihatnya dan meminta petunjuk dengan gagasan dan pemikiran beliau.


Di antara fatwa-fatwa beliau yang membakar api revolusi dan mengguncangkan sendi-sendi kolonialisme Belanda, pernyataannya tentang kewajiban jihad dengan fisik untuk merebut kemerdekaan dari para penjajah.

Baca Juga: Kenali Beberapa Perkara yang Dapat Merusak Hati
Para pemuda menyambut seruannya, dan bersama ribuan orang ikut bergabung dengan barisan para pejuang. Ribuan orang dari mereka gugur sebagai syuhada, gugur di jalan Allah dan karena Allah. Sejarah bungkam dan tidak pernah sekalipun menyebut-nyebut mereka. Namun kenyataan tak bisa dibantah, bahwa kemerdekaan berdiri tegak di atas pundak-pundak mereka dan kemerdekaan tidak akan diserahkan tanpa nyawa-nyawa para pejuang Muslim.


Ketika Belanda mengalami kekalahan dalam Perang Dunia ke-2, mereka meminta rakyat Indonesia untuk bergabung dengan pasukan Belanda dengan dalih mempertahankan Indonesia dari pendudukan Jepang. Ketika itu Syekh Hasyim Asy’ari menolak dan langsung mengeluarkan fatwa yang terkenal tentang larangan bergabung dengan pasukan Belanda dan bekerja sama dengan mereka dalam bentuk apapun.


Demikianlah Belanda gagal dalam segala upayanya, dan tak lama takluk oleh kekuatan perang Jepang di bulan Maret tahun 1942 M.

Baca Juga: Inilah Sejarah Lengkap Fatayat NU

Pada Masa Pendudukan Jepang

Keadaan Syekh Hasyim Asy’ari ketika Jepang menguasai dan menduduki Indonesia tidak lebih baik dari masa penjajahan Belanda. Beliau ditangkap dan dijebloskan ke penjara. Jepang khawatir dengan beliau karena memiliki pendukung yang banyak dan pengaruh yang besar bagi kaumnya. Agar tidak terjadi pembangkangan kepada Jepang, segera saja beliau dijegal dan ditangkap.


Tetapi, ketika Jepang melihat respons dan perlawanan umat Islam atas penangkapan beliau, dan tuntutan mereka agar Syekh Hasyim Asy’ari dilepaskan, pihak Jepang pun gelisah dengan adanya dukungan dari umat Islam, terlebih setelah mengetahui bahwa sosoknya adalah pejuang yang keras melawan kolonialisme Belanda, maka dengan terpaksa Jepang membebaskan beliau pada tanggal 18 Agustus 1942 M, setelah mendekam dalam penjara selama kurang lebih 6 bulan. Kemudian pihak Jepang menawarkan berbagai jabatan kepada beliau untuk mengepalai jabatan urusan agama, tapi ia menolak.


Perlawanan Bersenjata

Beliau membentuk laskar-laskar pemuda untuk dilatih secara militer dengan pola baru dan menggunakan senjata dan merekrut mereka sebagai pelapis militer untuk merebut kemerdekaan dengan kekuatan senjata. Beliau membentuk laskar Hizbullah untuk para pemuda dengan slogan.

Halaman:

Editor: Usman Azis

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

KADERISASI SEBAGAI JEMBATAN REGENERASI ORGANISASI

Senin, 29 April 2024 | 14:53 WIB

HAKIKAT KESETARAAN GENDER DALAM KADERISASI PMII

Senin, 29 April 2024 | 14:47 WIB

Ramadhan Jadi Momentum Berbakti Pada Orang Tua

Rabu, 3 April 2024 | 06:00 WIB

Guru SDN Cogreg 02 Terbaik Se-Kecamatan Parung

Selasa, 5 Maret 2024 | 19:52 WIB
X