Tangkal PKS, Yayasan Muinatul Wathoniyyah Cogreg Gelar Pelatihan Rabana hingga Sanlat Selama Ramadhan

- Rabu, 6 Maret 2024 | 06:00 WIB
Peserta Pesantren Kilat yang juga santri TPA Rahmat Al Azis, Dusun 02, Desa Cogreg tengah unjuk kebolehan bermain Rabana (5 Maret 2024) (Roh/Bogor Times)
Peserta Pesantren Kilat yang juga santri TPA Rahmat Al Azis, Dusun 02, Desa Cogreg tengah unjuk kebolehan bermain Rabana (5 Maret 2024) (Roh/Bogor Times)

Times- Perang Kain Sarung (PKS) menjadi tradisi buruk di tiap Bulan Ramadhan. Mirisnya, aksi barbar itu dilakoni oleh anak-anak dan remaja.

Alasan itulah, Lembaga Pendidikan Non Formal di bawah naungan Yayasan Muinatul Wathoniyyah Cogreg (MWC) berkerjasama dengan aparat setempat. Dalam rangka menggalakkan program Pelatihan Budaya Islam (rabana) hingga pesantren kilat (Sanlat).

"Kami sisipkan Rabana agar anak-anak tidak jenuh dalam menjalankan pembelajaran selama proses sanlat," kata ketua Pelaksana Pesantren Kilat, Muhammad Thohir usah rapat kepanitian di Masjid Djamie Al Ikhalas Cogreg, pada Selasa 5 Maret 2024.

Baca Juga: Oknum Guru Cabul di Kabupaten Bogor Terancam Diberhentikan

Ia merangkan, program tersebut terlahir dari kehawatiran warga atas bermunculannya budaya buruk di Desa Cogreg. Selain PKS, aktifitas anak yang sulit terlepas dari android juga menjadi sorotan.

"Dengan adanya sanlat, ruang mereka untuk ikut-ikutan PKS (perang kain sarung,red) jadi semakin minim. Dan anak-anak juga dapat meninggalkan androidnya sejenak untuk beribadah," kata pria yang akrab disapa Tohir ini.

Dalam acara tersebut, panitia membagi dua rombongan belajar (Rombel) dengan sistem klasikal.

Baca Juga: Jelang Ramadhan, Irish Bella: Puasa Harus Tetap Semangat

 "Untuk anak iqro, kami fokus pada pendidikan manasik ( Praktek,red) toharoh, baik wudhu, tayamum dan bersuci saat menggunakan khouf. Kemudian praktek sholat dan lainnya," ucapnya.

Hal tersebut kata Tohir sejalan dengan program pemerinta Desa Cogreg yaitu wajib belajar agama seumur hidup.

Kepada media, Kepala Dusun 02, Desa Cogreg, Mukhlis menerangkan kegiatan ini diharapkan dapat secara efektif menjauhkan generasi dari budaya buruk selama bulan Ramadhan dan seterusnya.

Baca Juga: Berstatus Tahanan Titipan, Kades Terduga Pemalsu Akta Tanah di Bogor Boleh Healing ke Luar Kota

" Apapun program pemerintah, saya pastikan akan berjalan lancar dengan bekerjasama. Dalam hal memerangi budaya buruk, kami harus bersama-sama para asatidz dan ulama," ucapnya.

Para warga diwajibkan mengikuti program ini, sambung kadus, karena penyelenggara kegiatan tidak memungut biaya apapun.

"Kalau menjadi peserta sanlat tidak ada pungutan biaya. Maka wajar kami wajibkan," tegasnya.***

Halaman:

Editor: Usman Azis

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ramadhan Jadi Momentum Berbakti Pada Orang Tua

Rabu, 3 April 2024 | 06:00 WIB

Guru SDN Cogreg 02 Terbaik Se-Kecamatan Parung

Selasa, 5 Maret 2024 | 19:52 WIB

Terpopuler

X