• Minggu, 10 Desember 2023

Umar Bin Khotob: Jika Bukan Karena Cinta Tanah Air, Niscaya akan Rusak Negeri yang Gersang

- Kamis, 10 Agustus 2023 | 07:00 WIB

Bogor Times- Dalam beberapa literasi terdapat sekelumit perkataan sahabat Nabi Muhammad SAW yang dikenal pemberani yaitu Umar Bin Khotob. Di antaranya yang masyhur adalah, Sahabat Umar Bin Khotob RA berkata; “Jika bukan karena cinta tanah air, niscaya akan rusak negeri yang jelek (gersang), maka sebab cinta tanah air lah, dibangunlah negeri-negeri”.

Pendapat itu dikutip oleh ulama bernama Ismail Haqqi al-Hanafi, dalam kitabnya Ruhul Bayan. Jelas, ungkapan tersebut menjadi dasar pentingnya mencintai tanah air atau Nasionalisme dalam Islam. 

Beberapa sumber mendefinisikan nasionalisme kesatuan orang yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya serta berpemerintahan sendiri; (2) golongan manusia, binatang atau tumbuh-tumbuhan yang mempunyai asal usul yang sama dan sifat khas yang sama atau bersamaan, dan (3) kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa dan kebudayaan dalam arti umum, dan biasanya menempati wilayah tertentu di muka bumi.

Baca Juga: Skandal PPDB Dugaan Pemalsuan Data dan Manipulasi Domisili Oleh Walikota Agar Keponakannya Dapat Masuk SMA


Pada garis besarnya, istilah nasionalisme yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia memiliki dua pengertian: paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri dan kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabdikan identitas, integritas, kemakmuran dan kekuatan bangsa. Nasionalisme dalam arti sempit dapat diartikan sebagai cinta tanah air. Selanjutnya, dalam tulisan ini yang dimaksud dengan nasionalisme yaitu nasionalisme dalam arti sempit.

Al-Jurjani dalam kitabnya al-Ta’rifat mendefinisikan tanah air dengan al-wathan al-ashli.

اَلْوَطَنُ الْأَصْلِيُّ هُوَ مَوْلِدُ الرَّجُلِ وَالْبَلَدُ الَّذِي هُوَ فِيهِ
Artinya; al-wathan al-ashli yaitu tempat kelahiran seseorang dan negeri di mana ia tinggal di dalamnya. (Ali Al-Jurjani, al-Ta’rifat)

Karenanya, banyak ulama berpendapat mencintai tanah air itu adalah hal yang sifatnya alami pada diri manusia. Karena sifatnya yang alamiah melekat pada diri manusia, maka hal tersebut tidak dilarang oleh agama Islam, sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran/nilai-nilai Islam.

Selain itu juga,  Islam sebagai agama yang sempurna bagi kehidupan manusia mengatur fitrah manusia dalam mencintai tanah airnya, agar menjadi manusia yang dapat berperan secara maksimal dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara, serta memiliki keseimbangan hidup di dunia dan akhirat.

Seperti dalin di bawah ini:
Surat Al-Qashash ayat 85:
إِنَّ الَّذِي فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لَرَادُّكَ إِلَى مَعَادٍ

Artinya: “Sesungguhnya (Allah) yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al-Qur’an benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali.” (QS. Al Qashash: 85)

Para mufassir dalam menafsirkan kata "معاد" terbagi menjadi beberapa pendapat. Ada yang menafsirkan kata "معاد" dengan Makkah, akhirat, kematian, dan hari kiamat. Namun menurut Imam Fakhr Al-Din Al-Razi dalam tafsirnya Mafatih Al-Ghaib, mengatakan bahwa pendapat yang lebih mendekati yaitu pendapat yang menafsirkan dengan Makkah.

Syekh Ismail Haqqi Al-Hanafi Al-Khalwathi (wafat 1127 H) dalam tafsirnya Ruhul Bayan mengatakan:
وفي تَفسيرِ الآيةِ إشَارَةٌ إلَى أنَّ حُبَّ الوَطَنِ مِنَ الإيمانِ، وكَانَ رَسُولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - يَقُولُ كَثِيرًا: اَلْوَطَنَ الوَطَنَ، فَحَقَّقَ اللهُ سبحانه سُؤْلَهُ ....... قَالَ عُمَرُ رضى الله عنه لَوْلاَ حُبُّ الوَطَنِ لَخَرُبَ بَلَدُ السُّوءِ فَبِحُبِّ الأَوْطَانِ عُمِّرَتْ البُلْدَانُ.

Artinya: “Di dalam tafsirnya ayat (QS. Al-Qashash:85) terdapat suatu petunjuk atau isyarat bahwa “cinta tanah air sebagian dari iman”. Rasulullah SAW (dalam perjalanan hijrahnya menuju Madinah) banyak sekali menyebut kata; “tanah air, tanah air”, kemudian Allah SWT mewujudkan permohonannya (dengan kembali ke Makkah.****

Editor: Usman Azis

Tags

Terkini

Pengertian Fi’il Ruba’i Mujarrad dan Fiil Mazid

Selasa, 19 September 2023 | 07:05 WIB

Sholat Taubat, Inilah Keutamaannya

Senin, 18 September 2023 | 23:50 WIB

Maulid Nabi Bukan Bidah Terlarang, Simak Penjelasannya

Senin, 18 September 2023 | 23:32 WIB

Simak Keutamaan Bulan Rabiul Awal 1445 H

Senin, 18 September 2023 | 23:29 WIB

Sejarah Penyusunan Kalender Hijriyah

Rabu, 13 September 2023 | 11:34 WIB

Sang Pakar Ilmu Al Quran, KH Ahsin Sakho Muhammad

Sabtu, 9 September 2023 | 09:15 WIB

Bantu Orang Bermaksiat Boleh?

Sabtu, 9 September 2023 | 08:10 WIB

Sholat Pinta Hujan Malam hari, Simak Hukumnya

Sabtu, 9 September 2023 | 07:00 WIB

Kisah Semut Minta Hujan era Nabi Sulaiman

Sabtu, 9 September 2023 | 06:30 WIB

Doa Rosulullah saat Musim Kemarau

Sabtu, 9 September 2023 | 00:06 WIB

Turuti Ngidam Istri, Simak Hukumnya Bagi Suami

Sabtu, 2 September 2023 | 22:12 WIB

Musim Kemarau Air Mahal, Bolehkan Tayamum?

Sabtu, 2 September 2023 | 22:09 WIB

Paksa Anak Perempuan Untuk Menikah, Bolehkah?

Sabtu, 2 September 2023 | 21:53 WIB

Nikahi Janda atau Perawan, Simak Perbedaannya

Sabtu, 2 September 2023 | 21:50 WIB

Teropong Lebih Dekat Makam Syekh Subakir

Senin, 31 Juli 2023 | 22:55 WIB
X