Kisah Abu Ayub, Menangis Usai Diajak Zina Wanita Cantik

- Sabtu, 30 Maret 2024 | 05:55 WIB
Ilustrasi (GCShutter)
Ilustrasi (GCShutter)

Bogor Times- Abu Ayub adalah julukan dari Sulaiman bin Yasar Al Hilali Al Madani ia adalah seorang tabi’in yang lahir di masa akhir kekhilafahan Utsman bin Affan, lebih tepatnya di tahun 34 Hijriyah.

Beliau merupakan maula (budak yang dimerdekakan) Maimunah binti Al Harits, salah satu istri Nabi Muhammad Saw. Imam Adz Dzahabi berkata,

“Beliau adalah ahli Fiqih, imam, sekaligus mufti bagi penduduk kota Madinah”.

Sebagaimana Ibnu Ma’in menyifatinya dengan ahli Fiqih dan sudah meriwayatkan banyak hadits.

Abu Zur’ah juga berkata, “Beliau adalah orang yang dapat dipercaya, mulia, dan ahli ibadah”.

Pada suatu hari, Sulaiman bin Yasar bersama salah satu temannya keluar dari kota Madinah menuju kota Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Di tengah perjalanan, keduanya berhenti di sebuah tempat yang disebut dengan Al Abwa’. Mereka berdua mendirikan sebuah tenda di tempat tersebut.

Setelah mendirikan tenda, temannya pergi ke pasar untuk membeli beberapa kebutuhan. Sementara Sulaiman bin Yasar tetap tinggal di tendanya sendirian. Tak lama kemudian, ada perempuan Badui cantik yang mengetahui keberadaannya dan tergoda dengan ketampanannya.

Lalu perempuan Badui tersebut bergegas menemui Sulaiman bin Yasar yang sedang duduk sendirian di dalam tendanya. Setelah sampai di hadapannya, perempuan tersebut langsung membuka cadarnya supaya kecantikan wajahnya terlihat oleh Sulaiman bin Yasar. Perempuan Badui tersebut sangatlah cantik, diumpamakan belahan bulan. Perempuan Badui tersebut berkata kepadanya, “Wahai tuan, buatlah aku merasa senang!”.

Dari ungkapan tersebut, Sulaiman bin Yasar menyangka bahwa dia menginginkan makanan yang berada di dalam tendanya. Lalu dia langsung mengambil makanan tersebut dan memberikannya kepadanya. Melihat Sulaiman bin Yasar yang salah paham, dia langsung menjelaskan maksudnya dengan berkata, “Aku tidak menginginkan makanan ini, melainkan aku ingin engkau menyetubuhiku sebagaimana hubungan yang dilakukan oleh suami dengan istrinya”. Mendengar ungkapan tersebut, Sulaiman bin Yasar langsung berkata kepadanya, “Bersiaplah bertemu dengan iblis!”. Lalu menaruh kepalanya di antara dua lututnya sambil menangis ketakutan."

Melihat sikap Sulaiman bin Yasar semacam itu, perempuan Badui tersebut langsung menutup kembali wajahnya menggunakan cadar, lalu pergi meninggalkannya. Tak lama kemudian temannya datang, melihat Sulaiman bin Yasar yang sedang menangis. Temannya bertanya kepadanya, “Apa yang menyebabkanmu menangis?”. Sulaiman bin Yasar menjawab dan membohonginya,

“Sesuatu yang baik, aku merindukan anak perempuanku”. Namun, temannya tidak percaya dengan jawaban tersebut, sehingga dia terus mendesak Sulaiman bin Yasar untuk menceritakan peristiwa yang sebenarnya dia alami. Akhirnya Sulaiman bin Yasar menceritakan peristiwa yang sebenarnya, yakni ada perempuan Badui cantik yang mendatanginya dan mengajaknya untuk berhubungan badan dengannya.

Setelah mendengar peristiwa yang sebenarnya, temannya langsung menangis. Melihat temannya menangis, Sulaiman bin Yasar langsung bertanya kepadanya, “Apa yang menyebabkanmu menangis?”, temannya menjawab, “Aku yang lebih berhak menangis dibanding kamu, karena saya merasa takut, seandainya aku yang berada di posisimu maka aku tidak bisa menahan nafsuku, sehingga aku menuruti ajakan perempuan Badui tersebut”, lalu mereka berdua sama-sama menangis.

Setelah sampai di Makkah, Sulaiman bin Yasar dan temannya langsung melaksanakan rangkaian ibadah haji.

Di tengah-tengah melaksanakan ibadah haji, Sulaiman bin Yasar menyempatkan diri untuk mendatangi Hajar Aswad dan menciumnya. Lalu dia duduk di bawah hajar aswad dengan posisi memeluk lututnya sambil menyelimutkan kain pada punggung kakinya, dan tak lama kemudian dia tertidur.

Di dalam tidurnya, Sulaiman bin Yasar bermimpi bertemu dengan seorang laki-laki yang tampan dan badannya wangi. Laki-laki tersebut berkata kepada Sulaiman bin Yasar,

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Usman Azis

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Penjelasan Ilmu Fiqih, Tinggalkan Sholat Karena Tidur

Selasa, 8 Oktober 2024 | 10:14 WIB

Mengenal Makna Udzur Sholat Dalam Ilmu Fiqih

Selasa, 8 Oktober 2024 | 10:06 WIB

Hukum Nikahi Sepupu

Minggu, 6 Oktober 2024 | 07:28 WIB

Hikmah Zakat Dalam Islam

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB

Berikut Niat Zakat Fitrah Untuk Berbagai Keadaan

Jumat, 5 April 2024 | 06:00 WIB

Definisi Zakat dalam Islam

Kamis, 4 April 2024 | 06:00 WIB

Sejarah Syariat Zakat dalam Islam

Kamis, 4 April 2024 | 06:00 WIB

Inilah Beberapa Keutamaan Hari Raya Idul Fitri

Kamis, 4 April 2024 | 06:00 WIB

Inilah Makna dan Esensi Idul Fitri Menurut Ulama

Kamis, 4 April 2024 | 02:20 WIB
X