Baca Juga: Penjelasan Wukuf dan Tatacaranya
Baca Juga: PMK Sulap Harga Sapi Turjun Bebas
Baca Juga: KH Raden Syarif Rahmat: Tauladan Lebah Bagi Bangsa Indonesia
Pertama, ketika Rabi’ah sedang jalan-jalan di sebuah pegununang, ada banyak binatang buas yang mendekatinya. Anehnya, binatang-binatang tersebut tidak menyerang Rabi’ah dan sangat jinak kepadanya. Mereka bermain bersama.
Tiba-tiba, Hasan al Basri muncul dan mendekati Rabiah. Seketika binatang-binatang buas tersebut menampakkan wajah buasnya dan pergi meninggalkan Hasan al-Basri.
Kedua, suatu hari Rabiah melakukan perjalanan haji ke baitullah Mekkah dengan menaiki unta. Di tengah jalan, unta yang dinaiki tersebut mati.
Langsung saja, Rabiah berdoa kepada Allah. Tidak lama setelah itu, untanya hidup kembali. Rabi’ah pun melanjutkan perjalanan hingga sampai ke baitullah dan pulang dengan menaiki unta yang sama, unta yang pernah mati itu.
Ketiga, suatu malam ada dua orang teman Rabi’ah yang datang kerumahnya. Mereka hendak melakukan diskusi bersama dengan Rabi’ah. Na’asnya, rumah Rabiah tidak memiliki lampu penerang.
Lalu Rabiah meniup ujung jari-jarinya hingga kemudian mengeluarkan cahaya yang terang dan menerangi seluruh rumahnya sepanjang malam. Dengan demikian, mereka bisa berdiskusi hingga pagi hari.
Keempat, pada suatu malam rumah Rabi’ah didatangi oleh tamu yang tidak diundang. Tamu tersebut hendak mencuri pakaian Rabi’ah.
Ketika sudah mengangkut semua baju Rabi’ah dan hendak kabur, pencuri tersebut bingung karena tidak menemukan pintu keluar.
Namun, ketika sang pencuri meletakkan barang curiannya tersebut, ia menemukan ada pintu keluar.
Sang pencuri mengulang perbuatannya itu mengambil dan meletakkan barang Rab’iah- sebanyak tujuh kali. Hingga akhirnya sang pencuri mendengar ada hatif (suara tanpa rupa) yang mengatakan; Wahai manusia, jangan engkau persulit dirimu sendiri. Perempuan ini telah mempercayakan dirinya kepada Kami selama bertahun-tahun.
Setan pun tidak berani mendekatinya. Mendengan suara itu, pencuri tersebut lari terbirit-birit tanpa membawa secuil barangpun dari rumah Rabi’ah.
Kelima, suatu hari Hasan al-Basri mengajak Rabiah al Adawiyah untuk salat di atas air. Rabi’ah merespons ajakan Hasan itu dengan sebuah jawaban yang ketus. Bagi Rabi’ah, adalah tidak perlu menunjukkan kemampuan spiritual untuk mencari kepopuleran duniawi.
Artikel Terkait
Hukum dan Tatacara Shalat Sunah Tawaf
Wukuf Saat Haid Tetap Sah Meskipun Tidak Peroleh Keutamaan
Penjelasan Wukuf dan Tatacaranya
PMK Sulap Harga Sapi Turjun Bebas
PBNU Imbau Masyarakat Agar Tenang Sikapi Kasus Holywings
KH Raden Syarif Rahmat: Tauladan Lebah Bagi Bangsa Indonesia
Prihatin Stunting, Kopri PMII Cabang Kota Bogor Ambil Peran Aktif di Bunda Peduli Stunting
KOPRI STAI Al-Aulia Mengadakan Acara Sekolah Islam dan Gender di Tengah Situasi Isu-isu Pemberdayaan Perempuan
Alhamdulilah, Jembatan Cikarang Singasari Jonggol Akan Diperbaiki
Kisah Baduwi Songong, Tarik Selendang atau Surban Rosulullah