Dukungan Sembilan Partai Politik untuk Pilpres 2024: Dinamika Koalisi dan Klarifikasi Terkait Jokowi

- Selasa, 15 Agustus 2023 | 22:40 WIB
Airlangga Hartato (Pikiran Rakyat)
Airlangga Hartato (Pikiran Rakyat)

"Kunjungan resmi ataupun tidak antara PAN dengan Pak Prabowo itu sedang enggak terhitung, termasuk menghadapi kontestasi Pilpres 2024. Secara proses sangat panjang, itu bukan tiba-tiba," ungkapnya.

Pernyataan ini mencerminkan bahwa dukungan PAN terhadap Prabowo tidak muncul secara mendadak, melainkan merupakan hasil dari hubungan dan komunikasi yang telah terjalin sebelumnya. Politisi PAN ini juga menyatakan keyakinannya bahwa Presiden Joko Widodo tidak akan melakukan campur tangan atau intervensi terhadap keputusan PAN dalam menentukan dukungan dalam Pilpres 2024. Meskipun demikian, dia mengakui bahwa komunikasi tetap terjalin antara pihaknya dengan Presiden Jokowi.

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) menegaskan bahwa hubungan antara Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto sudah terjalin sejak awal, dan tidak ada faktor eksternal seperti campur tangan dari Presiden Joko Widodo yang mempengaruhi hubungan tersebut.

"Tapi ingat, kita selalu mengatakan memang dari awal antara Ganjar sama Pak Prabowo, tidak di luar dua itu. Saya kira kalau intervensi Pak Jokowi, ya, tidak mungkin lah ya," tegasnya.

Lebih lanjut, politisi PAN mengklaim bahwa Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, telah menggelar rapat resmi untuk mendapatkan masukan dari semua wilayah sebelum mengumumkan dukungan kepada Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

"Ya pendapatnya itu mendukung Pak Prabowo. Artinya, Bang Zul enggak pernah menyampaikan bahwa ini arahan Pak Jokowi. Ini saya pastikan, saya enggak bohong,"ujar politisi PAN ini dengan tegas.

Partai Amanat Nasional (PAN) telah mengambil sikap untuk menyerahkan keputusan terkait calon wakil presiden (cawapres) kepada Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra. Wakil Ketua Umum PAN, Yandri Susanto, mengungkapkan bahwa apabila diskusi antara Partai Gerindra, PKB, PAN, dan Golkar mengalami kebuntuan dalam menentukan cawapres, maka PAN akan menyerahkan keputusan tersebut kepada Prabowo.

Namun, Yandri menegaskan bahwa hingga saat ini, PAN tetap mengusulkan nama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sebagai calon pendamping Prabowo dalam kontestasi politik Pilpres 2024 mendatang.

"Kalau misalkan nanti tidak ada titik temu di antara PAN, Golkar, dan PKB, mungkin kita serahkan ke pak Prabowo siapa yang paling pas. Karena pak Prabowo sebagai pengantin,"ungkap Yandri.

Dalam mengatasi isu yang berkembang mengenai keterlibatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam dukungan Partai Golkar dan PAN terhadap Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024, Yandri Susanto dari PAN menegaskan bahwa dalam situasi demokrasi seperti saat ini, sulit untuk mengandaikan adanya penyanderaan atau intervensi dari pihak manapun terhadap keputusan partai politik.

Yandri mengajukan pertanyaan retoris yang menegaskan bahwa dalam negara demokrasi, sulit untuk memahami bagaimana mungkin seseorang atau pihak dapat menyandera partai politik atau individu dalam menentukan dukungan politik mereka. Dia menekankan bahwa di tengah sistem demokratis, keputusan partai politik dalam memilih dukungan politiknya adalah hasil dari pertimbangan dan evaluasi internal yang dilakukan oleh partai tersebut.

Lebih lanjut, Yandri menyoroti pernyataan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, yang menyebut bahwa Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan telah mendapatkan izin dan restu dari Presiden Jokowi untuk mendukung Prabowo dalam Pilpres 2024. Yandri menafsirkan pernyataan Hashim sebagai refleksi dari kebebasan yang diberikan oleh Presiden Jokowi kepada partai politik dalam menentukan dukungan politik mereka.

Hal ini mengindikasikan bahwa dalam konteks demokrasi, partai politik memiliki kemandirian dan hak untuk mengambil keputusan politik berdasarkan pertimbangan internal mereka tanpa adanya intervensi eksternal. Oleh karena itu, isu mengenai keterlibatan Jokowi dalam dukungan Golkar dan PAN terhadap Prabowo perlu dilihat dalam kerangka dinamika demokrasi dan kebebasan partai politik dalam mengambil keputusan politiknya.

Dalam perkembangan terbaru terkait dukungan politik jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, dua partai besar, yaitu Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golkar, telah secara resmi mendeklarasikan dukungan mereka untuk calon presiden Prabowo Subianto. Keputusan ini membuat total sembilan partai politik di parlemen telah menunjukkan dukungan masing-masing untuk calon presiden tertentu.

Bergabungnya PAN dan Golkar dalam mendukung Prabowo Subianto membawa dinamika lebih lanjut dalam koalisi politik yang sedang terbentuk menjelang Pilpres 2024. Kedua partai ini bergabung dengan Partai Gerindra dan PKB yang sebelumnya telah mendeklarasikan dukungan mereka untuk Prabowo.

Halaman:

Editor: Febri Daniel Manalu

Tags

Rekomendasi

Terkini

5 Doa Pilihan yang Cocok Dibaca Selama Ramadhan

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB
X