Polsek Citeureup Dianggap Lamban Tangani Kekerasan Bos Besar, Aktivis Pinta Kapolres Turuntangan

- Senin, 11 April 2022 | 06:36 WIB
Polsek Citeureup Lamban Tangani Kasus Penganiayaan Bos Beras. (Bogor Times)
Polsek Citeureup Lamban Tangani Kasus Penganiayaan Bos Beras. (Bogor Times)

Bogor Times- Generasi Muda Penerus Perjuangan Republik Indonesia (Garuda KPP RI) mendesak Pokres Bogor untuk mendesak perisonel Polsek Citeureup usut tuntas kasus kekerasan pada seorang anak yatim.

"Ingat! Bagaimana teks redaksi Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia menjadi bagian dari Pancasila. Jika polsek tidak menindak aksi premanisme yang dilakukan oleh orang beruang (Bos Beras,red) maka sama dengan telah mengabaikan Pancasila," kata Ketua Garuda KPP RI Kabupaten Bogor, Lukman  pada Senin 11 April 2022.

Ia berharap, Kapolres Bogor menindak tegas oknum personel kepolisian ditingkat Polsek Citeureup. Lantaran diduga telah mengendapkan kasus kekerasan yang dilakukan oleh seorang jutawan.

Baca Juga: Usai Didatangi Oknum TNI, Korban Penganiayaan Bos Beras Trauma, Tiap Malam Menjerit Ketakutan

"Jangan sampai, mentang-mentang korbannya orang miskin dan plakunya orang kaya, kasus jadi lamban penindakan. Padahal alat bukti telah cukup," tuturnya.

Mengulas,  Adi Rusydi, seorang yatim piatu menjadi korban penganiayaan Bos Beras belum juga memperoleh keadilan. Pasalnya, pelaku yang merupakan seorang Bos Beras bernama Luthfi masih bebas bermain.

Luthfi juga dikabarkan telah mengajak oknum TNI AL untuk menhampiri korban. Al hasil, pasca didatangi orang suruhan pelaku, korban kerap kali mimpi buruk dan tidak bisa tidur.

Baca Juga: Sadis, Bos Beras Pasar Citeureup Aniaya Anak Yatim, Korban Memar hingga Patah Tulang

"Seandaimya pelaku meminta maaf. Pasti keluarga akan mempertimbangkan. Anehnya, pelaku membawa anggota TNI untuk menemui sodaranya," kata keluarga korban Anggi Rustini pada Kamis 07 April 2022.

Ia mengaku kwalahan meladeni korban saat kondisi traumanya memuncak. Ia terpaksa menyetujui adik mengkonsumsi obat tidur.

"Dia (korban,red) tidak bisa tidur. Selalu dalam jaringan jadi harus minum obat tidur," ucapnya.

Mengulas, awal-awal kasus tersebut diketahui sekitar pukul 01.30 wib. Saat itu korban mendatangi rumah Anggi yang juga keluarganya sambil menangis dan dengan kondisi wajah penuh darah.

Korban dipukul dan diinjak-injak oleh juragan beras di area Pasar Citeureup.


"Jangan karena pengusaha beras tersebut orang kaya dan banyak uang lalu dengan melihat menganiaya keluarga kami," ucapnya.


Anggi mengaku memiliki keyakinan, hukum di Indonesia adil dan melindungi kaum miskin.***

Halaman:

Editor: Imam Shodiqul Wadi

Rekomendasi

Terkini

5 Doa Pilihan yang Cocok Dibaca Selama Ramadhan

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB
X