“Juga bukan.”
“Perjalananku kepada orang-orang shalih dan untuk menimba ilmu.” “Bukan.”
“Ya Ilahi, lalu apa?” tanya Imam Asy-Syibli.
Allah kemudian menjawabnya dengan mengacu pada kisah pertemuan Imam Asy-Syibli dengan seekor kucing di jalanan kota Baghdad.
Kucing kecil itu loyo oleh ganasnya hawa dingin, menyudut ke suatu tempat, berharap kondisi bisa membaik.
Imam Asy-Syibli yang tergerak kemudian membungkam binatang malang itu, kemudian menghangatkannya di dalam jubah yang ia kenakan.
“Lantaran kasih sayangmu kepada kucing itu, aku memberikan rahmat kepada.”
Cerita hidup para sufi kerap menyibak hal-hal istimewa dari perkara-perkara yang tampak remeh.
Kisah di atas seolah-olah mengajari kita tentang pentingnya sikap tawaduk atas kesalehan ibadahpun hebatnya; juga keutamaan melembutkan hati dan bantuan bantuan, termasuk kepada binatang, apalagi manusia. ***