Sang Perawi Hadist Imam At-Turmudzi Berguru Langsung Ke-Nabiyullah Khidir AS.

- Kamis, 23 September 2021 | 20:27 WIB
m.youtube-semuthitam (m.youtube-semuthitam)
m.youtube-semuthitam (m.youtube-semuthitam)

BogorTimes-Berbuat baik dan selalu patuh serta berbakti adalah kewajiban seorang anak kepada orang tua, hal ini merupakan kewajiban bagi hamba yang shaleh, apa lagi hamba yang memegagang teguh ajaran Islam, terlebih kepada seorang ibu.

Dengan keramat nya, ibu bisa menjadi penunjang keberhasilan seseorang menuju jenjang cita-cita dan menggapai harapan yang di inginkan nya, dengan kepatuhan pengabdian nya kepada ibu baik di kala senang dan duka selalu menemani nya, sebut saja Uwais al Qarni yang terkenal di langit gara-gara pengabdian yang luar biasa kepada ibunya.  

Selain Uwais al Qarni, ada seorang tokoh terkemuka tidak asing lagi di dunia hadist, ia berhasil mewujudkan cita-cita nya karena mengabdi kepada ibunya. Ia adalah Syekh At-Turmudzi, seorang sufi dan ulama besar yang termasyhur di zaman nya.

Baca Juga: Doa Terlepas dari Bayang - Bayang Mantan

Karena ke-ilmuan dan pemikirannya yang cukup fenomenal, ia mampu menorehkan sebuah landasan berpikir dalam dunia tasawuf, sehingga konsep tersebut di anggap langka dan fenomenal, konsep apakah itu? adalah konsep Khatmul Auliya’ (pamungkas para wali), sebuah pemikiran yang lahir dari pengembangan ajaran khatmul anbiya (pamungkas para nabi). Beliau bernama lengkap Abu Abdillah Muhammad bin Ali bin al-Hasan al-Hakim At-Turmudzi.

Kisah pengorbanan dan pengabdian Syekh At-Turmudzi kepada ibunya dicatat oleh Syekh Utsman Ismail Yahya dalam pengantar kitab karya Syekh At-Turmmudzi.

Khatmul Auliya, dikisahkan, saat Syekh At-Turmudzi masih muda berniat akan mondok keluar daerah menyusul sahabat-sahabatnya yang sudah lebih dulu berangkat. Sebelum berangkat. At-Turmudzi muda menyampaikan rencananya itu kepada ibu nya.

Baca Juga: Kabar Gembira BPJS Ketenagakerjaan Buka Pendaftaran Gratis Bagi Lembaga Keagamaan.

Tak disangka, ternyata niat mulianya tersebut malah tidak direstui oleh ibunya karena memang ibunya saat itu sedang terbaring sakit.  

"Nak, ibumu ini sedang sakit dan tak berdaya. Ibu hanya punya kamu seorang. Kalau kamu mondok, siapa yang akan menemani ibu?" ungkap ibunya penuh harap agar At-Turmudzi tidak meninggalkannya seorang diri.  

Jawaban dari ibunya itu seperti anak panah yang melesat tepat di hati Syekh At-Turmudzi. Hatinya terenyuh bercampur sedih. Tidak ada pilihan lain, ia pun memutuskan untuk membatalkan niat belajar agama ke luar daerah.

Baca Juga: Catat Wilayahnya ! PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Akan Melakukan Penghentian Pengaliran

At-Turmudzi muda lebih memilih tinggal di rumah untuk menemani dan mengurus ibunya.  

Waktu pun berjalan sebagaimana mestinya. Namun, hari-hari Syekh At-Turmudzi masih dipenuhi kegundahan karena niatnya untuk mencari ilmu tak kunjung terlaksana. Di sisi lain, ia tidak bisa pergi jauh meninggalkan ibunya seorang diri.  

Kesedihan Syekh At-Turmudzi mencapai puncaknya, hingga suatu hari ia datang ke maqbarah (kuburan). Selain bermaksud ziarah, ia juga ingin melepaskan semua keluh kesah dan kegundahan yang selama ini dirasakan. Tak terasa tetesan air matanya mengalir deras.  

Halaman:

Editor: Imam Shodiqul Wadi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Hikmah Zakat Dalam Islam

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB

Berikut Niat Zakat Fitrah Untuk Berbagai Keadaan

Jumat, 5 April 2024 | 06:00 WIB

Definisi Zakat dalam Islam

Kamis, 4 April 2024 | 06:00 WIB

Sejarah Syariat Zakat dalam Islam

Kamis, 4 April 2024 | 06:00 WIB

Inilah Beberapa Keutamaan Hari Raya Idul Fitri

Kamis, 4 April 2024 | 06:00 WIB

Inilah Makna dan Esensi Idul Fitri Menurut Ulama

Kamis, 4 April 2024 | 02:20 WIB

Jatuh dan Terluka, Apakah Puasa Menjadi Batal?

Rabu, 27 Maret 2024 | 12:55 WIB
X