Pakar Statistik Universitas Indonesia (UI), Farhan Muntafa: Generasi Muda Peroleh Radikalisme dari Medsos

- Jumat, 27 Mei 2022 | 07:08 WIB
Ilustrasi Medsos (Pixabay)
Ilustrasi Medsos (Pixabay)

Kedua, lanjut Elma, desiminasi penguatan Moderasi Beragama. Ketiga, narasi ajakan hidup damai dan harmoni. Keempat, penolakan paham/keyakinan yang melegitimasi cara-cara kekerasan dalam penyelesaian perbedaan/konflik.

“Kelima, penolakan terhadap tindakan atau aksi-aksi kekerasan dan atau terorisme, menolak segala pandangan, sikap, dan tindakan yang anti kemanusiaan,” ujar perempuan asal Madura ini.

“Selanjutnya, menjaga komitmen kesepakatan bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (NKRI, Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika), dan menjunjung prinsip yang dilandasi HAM, supremasi hukum, dan keadilan (tidak diskriminasi). Serta mengandung dialog antara penganut agama dan keyakinan, yang membawa pesan kewaspadaan terhadap berita hoax dan ujaran kebencian,” papar Elma.

Sementara itu, peneliti lainnya, Abdul Jamil wahab melaporkan dalam riset setidaknya ada 46 media daring yang dikaji. Riset ini menggunakan empat dimensi penilaian, yaitu koherensi struktural, koherensi material, koherensi karakterologis, dan kesejajaran naratif. Hasilnya diperoleh angka skor 81,81 persen.

“Itu artinya media-media yang dikaji masuk kategori sangat baik sebagai media yang mengusung kontra narasi ektremisme,” tambah doktor jebolan Institut PTIQ Jakarta ini.***

Kontributor: Syifa Arrahmah


 

Halaman:

Editor: Usman Azis

Sumber: NU Online

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

5 Doa Pilihan yang Cocok Dibaca Selama Ramadhan

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB
X