Keluasan ilmu dan kejeniusan AlKhalil sudah tidak diragukan lagi. Walau begitu, ia tetap rendah hati, bahkan dikenal sebagai sosok yang tidak suka dunia sekaligus wara’..Ulama sejarah sepakat, bahwa tidak ada ahli bahasa yang lebih mulia akhlak dan jiwanya dari beliau.
Baca Juga: Menteri Nadiem Makarim Tegaskan Keberlanjutan Sistem Zonasi dalam PPDB sebagai Kebijakan Penting
Salah satu muridnya, An-Nadhr bin Syumail berkata: “Al-Khalil tinggal di sebuah gubuk di kota Bashrah, yang harganya tidak lebih dari dua fils, padahal murid-muridnya mendapatkan banyak harta dari ilmu yang mereka peroleh darinya”.
Pernyataan tersebut menunjukkan kezuhudan dan berpalingnya dari kemewahan dunia. Padahal jika beliau mau, bisa saja ia meminta setiap yang ingin berguru kepadanya untuk membayar iuran tetap. Namun dengan ketinggian dan keluasan ilmunya, beliau tidak sombong dan takjub, atau menggunakannya untuk meraih kesenangan dunia.
Disebutkan Sulaiman bin Habib, gubernur Persia dan Ahwaz di itu mendengar perihal kehidupan beliau yang sederhana, bahkan tergolong miskin, ia ingin memberinya insentif bulanan dari harta negara, supaya bisa menutupi kebutuhan hidupnya, Ia mengutus utusannya kepada AlKhalil dan mengundangnya ke istana. Namun ketika utusan gubernur tiba, ia memberikan jamuan dan mengeluarkan roti kering serta berkata: “Katakan kepada tuanmu, aku tidak bisa menerima apa yang ia berikan, selama aku bisa mendapatkan ini, sudah cukup bagiku”.
Beliau juga sosok yang rajin beribadah dan berjihad membela agama Allah, setiap dua tahun sekali dia melaksanakan Ibadah Haji, dan tahun berikutnya adalah mengikuti jihad berperang di jalan agama Allah, begitu seterusnya.
Beliau memiliki banyak karya ilmiyah, diantaranya: Mu’jam Al-‘Ain yang merupakan kamus pertama dalam bahasa Arab, An-Nagham, Al-‘Arudh, Asy-Syawaahid, An-Nuqath wasy-Syakl, Kitab Al-Iiqa’, Kitab Ma’anil-Huruf
Beliau wafat di kota Bashrah Iraq, pada bulan Jumada Al-Aakhirah tahun 173 H / 789 M pada masa kekhalifahan Harun Ar-Rasyid.
Imam Adz-Dzhabi menyebutkan dalam Tarikhul-Islam tentang kisah meninggalnya beliau, diriwayatkan bahwa Al-Khalil berkata: “Aku sedang memikirkan sebuah metode, supaya AlHisab (Matematika) mudah difahami oleh orang awam”. Lalu ia masuk ke masjid sambil terus berfikir, dan tanpa disadari ia menabrak tiang yang ada di depannya, lalu ia jatuh dan wafat setelahnya. Ada riwayat lain yang menyebutkan bahwa ia menabrak tiang ketika sedang mentaqti’ syi’ir dan meninggal setelahnya.
Saat meninggal ada yang bermimpi bertemu al-Khalil, kemudian bertanya: apa yang sedang Allah lakukan terhadapmu, beliau menjawab: “Seperti yang kamu lihat, aku baik-baik saja. Aku tak melihat sesuatu yang lebih utama dari kalimat ‘Subhanallah wal Hamdulillah wa Lailaha Illallahu wa Allahu Akbar”.****
Artikel Terkait
Bareskrim Polri Tangkap 6 Tersangka Kasus Pendaftaran IMEI Ilegal, Komitmen Berantas Kejahatan Teknologi
Menteri Nadiem Makarim Tegaskan Keberlanjutan Sistem Zonasi dalam PPDB sebagai Kebijakan Penting
Abraham Samad Menegaskan Pentingnya Integritas Tim Penyelidik KPK dalam Menghadapi OTT
Calo PPDB Tenaga Kontrak Disdik Surabaya Ditangkap, Masyarakat Diminta Waspada terhadap Penipuan Penerimaan
Swiss-Belinn Bogor Kolaborasi dengan Lions Club Jakarta Cosmo Stellar dan Pemkot Bogor dalam Kegiatan Peduli
Maskot Rubo Menggebrak Local Pride Festival (LOPE) di Bogor dengan Kehadiran Meriah
Dugaan Skandal Perselingkuhan Mengguncang PDAM Kota Bogor: Kapolresta Berjanji Usut Tuntas
Oknum Pejabat PDAM diduga Selingkuh, Dirut PDAM Rino Indira Gusniawan Diam Seribu Bahasa
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan: Kerjasama dengan China dalam Pembangunan IKN Mendapatkan Persetuju
Akun Porno dan Fitnah, Wakil Ketua KPK Bantah Tuduhan dengan Tegas