Dahulu Air Laut Tawar, Kenapa Bisa Asin? Simak Kisahnya

- Senin, 22 Januari 2024 | 06:00 WIB
WASPADA! Gelombang Laut Selatan Jawa Barat-DIY Berpotensi Mencapai 2,5 hingga 6 Meter. (Pixabay)
WASPADA! Gelombang Laut Selatan Jawa Barat-DIY Berpotensi Mencapai 2,5 hingga 6 Meter. (Pixabay)

Bogor Times- Dikisahkan oleh Syekh Nawawi Al-Bantani dalam kitab Tafsir Marah Labib,  bahwa kerusakan di daratan dan lautan terjadi karena perbuatan dosa dan maksiat yang dilakukan oleh manusia.

Perbuatan dosa dan maksiat tersebut dapat berupa pembunuhan, pembakaran, tenggelam, kematian hewan, dan berkurangnya produksi mutiara. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Al-Dahhak, bahwa dahulu bumi sangat subur dan tidak ada pohon yang tidak berbuah. Air laut juga tawar dan tidak ada hewan buas yang menyerang hewan ternak.

Namun, setelah Qabil membunuh Habil, bumi menjadi gersang, pohon-pohon bergoyang, air laut menjadi asin dan pahit, dan hewan saling menyerang.

Kehancuran ini merupakan hukuman dari Allah SWT kepada manusia karena perbuatan dosa dan maksiat mereka. Hukuman ini akan terus berlanjut di dunia dan akan dipertegas di akhirat kelak. Lebih jaug lagi, dalam ayat ini juga dijelaskan bahwa kerusakan tersebut merupakan sebagian dari balasan yang akan diterima oleh manusia atas perbuatannya.

Balas ini hanya sebagian saja, karena balasan yang sempurna akan diterima di akhirat.

ظَهَرَ الْفَسادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِما كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ أي تبين الفساد في البر والبحر كالجدب وكثرة الحرق، والغرق، وموت دواب البر والبحر، وقلة اللؤلؤ بسبب كسب الناس المعاصي. قال الضحاك: كانت الأرض خضرة مونقة لا يأتي ابن آدم شجرة إلا وجد عليها ثمرة، وكان ماء البحر عذبا، وكان لا يقصد الأسد البقر والغنم، فلما قتل قابيل هابيل اقشعرت الأرض وشاكت الأشجار، وصار ماء البحر ملحا زعاقا، وقصد الحيوانات بعضها بعضا، لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا أي بعض جزاء الذين عملوا، فإن تمامه في الآخرة

Artinya: "Firman Allah: 'Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh apa yang telah dikerjakan oleh tangan manusia'. Maksudnya, telah tampak kerusakan di darat dan di laut, seperti kekeringan, banyaknya kebakaran, tenggelam, kematian hewan darat dan hewan laut, dan sedikitnya mutiara, disebabkan oleh perbuatan dosa yang dilakukan oleh manusia. Al-Dhahak berkata:

"Dahulu, bumi hijau subur, tidak seorang pun yang datang ke pohon kecuali ia menemukan buah di atasnya, air laut tawar, dan singa tidak menyerang sapi atau domba. Namun, ketika Qabil membunuh Habil, bumi menjadi gersang, pohon-pohon meranggas, air laut menjadi asin dan pahit, dan hewan-hewan saling menyerang satu sama lain."

'Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka'.

Maksudnya, Allah memberikan sebagian balasan dari perbuatan dosa mereka di dunia, karena balasan yang sempurna akan diberikan di akhirat. (Nawawi Al-Bantani, Tafsir Marah Labib, jilid II, halaman 231).

Dengan demikian, kerusakan alam jamak terjadi karena ulah manusia, yang menyebabkan ekosistem alam terganggu. Nahasnya, gangguan kestabilan tersebut dapat menyebabkan alam murka dan menimbulkan krisis besar bagi kehidupan manusia. Krisis tersebut dapat berupa bencana alam, seperti banjir, air bah, gempa bumi, dan longsor. Bencana alam tidak hanya menimpa pelaku kerusakan alam, tetapi juga dapat berdampak pada semua orang.****

Cc. Yogi
___

Editor: Usman Azis

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Hikmah Zakat Dalam Islam

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB

Berikut Niat Zakat Fitrah Untuk Berbagai Keadaan

Jumat, 5 April 2024 | 06:00 WIB

Definisi Zakat dalam Islam

Kamis, 4 April 2024 | 06:00 WIB

Sejarah Syariat Zakat dalam Islam

Kamis, 4 April 2024 | 06:00 WIB

Inilah Beberapa Keutamaan Hari Raya Idul Fitri

Kamis, 4 April 2024 | 06:00 WIB

Inilah Makna dan Esensi Idul Fitri Menurut Ulama

Kamis, 4 April 2024 | 02:20 WIB

Jatuh dan Terluka, Apakah Puasa Menjadi Batal?

Rabu, 27 Maret 2024 | 12:55 WIB
X