Konflik antara PPKGBK dan PT Indobuildco terkait lahan Hotel Sultan di Blok 15 GBK semakin memanas.
PT Indobuildco tidak tinggal diam dengan pemasangan tembok beton oleh PPKGBK yang menghalangi akses masuk hotel.
Pada Rabu (1/11/2023), sekelompok orang yang diduga dari PT Indobuildco kembali melakukan aksi pembongkaran tembok beton tersebut dengan menggunakan alat berat.
Aksi ini sempat memicu kericuhan dengan petugas keamanan PPKGBK yang berjaga di lokasi.
Beberapa petugas terluka akibat lemparan batu dan botol dari pihak pembongkar.
Polisi yang datang ke lokasi kemudian membubarkan massa dan mengamankan beberapa orang yang diduga sebagai provokator.
Sementara itu, kuasa hukum PT Indobuildco, Agus Salim, mengatakan bahwa pihaknya masih memiliki hak atas lahan Hotel Sultan.
Ia menilai bahwa pemasangan tembok beton oleh PPKGBK adalah bentuk penganiayaan dan perampasan hak milik.
“Kami akan melawan dengan segala cara hukum yang ada. Kami juga akan melaporkan PPKGBK atas tindakan sewenang-wenang ini,” kata Agus.
Ia juga membantah bahwa PT Indobuildco pernah mengakui bahwa tanah tersebut ada di HPL/1 Gelora.
Ia mengklaim bahwa surat lama yang ditunjukkan oleh Rakhmadi adalah palsu dan tidak memiliki kekuatan hukum.
“Surat itu adalah rekayasa dan fitnah. Kami punya bukti-bukti otentik bahwa HGB kami masih berlaku dan kami sudah mengajukan perpanjangan sejak tahun 2022,” ujar Agus.
Ia juga menuding bahwa PPKGBK memiliki motif politik dan ekonomi di balik sengketa lahan ini.
Ia menduga bahwa PPKGBK ingin mengambil alih lahan Hotel Sultan untuk kepentingan proyek pembangunan GBK menjelang Asian Games 202416.
“Ini adalah konspirasi besar untuk merampas aset kami. Kami tidak akan tinggal diam dan akan membela hak kami sampai titik darah penghabisan,” tegas Agus.
