Untungnya, ahli pendidikan dan para professor Indonesia memahami hal ini, termasuk mungkin mas Menteru Nadiem Makarim.
Kurikulum yang diajukan berdasarkan pada realita, kebutuhan industri, bukan kebutuhan repetisi dan dogma.
Jadi, mungkinkah masih ada siswa pindah ke sekolah Internasional karena kurikulum? Kita lihat saja nanti.***