Olah Raga Sebagian Dari Iman, Kisah Edukasi Dalam Buku 'Dongeng Enteng Ti Pesantren'

- Kamis, 9 September 2021 | 21:05 WIB
Ilustrasi Olah Raga (PIXABAY)
Ilustrasi Olah Raga (PIXABAY)

Bogor Times -Olahraga tak hanya menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. Namun olahraga juga memiliki nilai-nilai yang juga menjadi perhatian agama Islam.

Dalam agama Islam, olahraga disebut bagian dari iman salah satunya termaktub dalam buku yang menarik diceritakan dan menjadi bacaan edukatif bagi masyarakat Indonesia khususnya para warga Pasundan.

Di bawah ini adalah pentingnya olah raga dalam agama Islam yang diceritaka dalam bukum “Dongeng Enteng ti Pasantren,” karya Rahmatullah Ading Afandie atau biasa disingkat RAF.

Baca Juga: Twibbon Hari Olahraga Nasional 2021, Ayo Meriahkan Dengan Sebar Twibbon Ke  Medsos

Baca Juga: Inilah Sejarah Hari Olahraga Nasional Yang Perlu Terlihat

Baca Juga: Mengapa Harus Berfikir Positif? Perlu Kekuatan Berfikir Positif

Buku ini menceritakan tentang pentingnya olahraga. Tidak main-main, menurut dia, berdasarkan ucapan ajengan (istilah kiai di Sunda), menyebut olahraga sebagai bagian dari iman.  

"Ari olahraga teh, eta sabagian tina iman. Ku Gusti Allah urang teh dipaparin badan. Tah eta badan teh ku urang kudu diriksa, sangkan sehat. Salian ti ku dahar, ngariksa badan teh kudu ku olah-raga, sangkan sehat." (halaman 45).

(Olahraga itu sebagian dari iman. Allah telah memberi kita badan. Pemberian itu harus dijaga agar sehat. Selain makan, badan harus dijaga dengan olahraga agar sehat).

Baca Juga: Indonesia Akan Kehilangan Aset Jika Jadi Pindah

Baca Juga: Artis Nafa Urbach Ditagih Pinjol?

Baca Juga: Tiga Tahun Menjadi Gubernur DKI Harta Kekayaan Anies Naik Dua Kali Lipat

pada buku tersebut dikisahkan, ajengan turut serta dalam permainan sepak bola bersama santrinya. Ia memakai sarung yang digulung lebih dari biasanya sehingga tampak celana sontognya (celana) yang panjangnya sampai ke betis, biasa digunakan di pesantren-pesantren Sunda.

Pernah ajengan tersebut bermain sepak bola. Pada sebuah kejadian, ia tersungkur hingga ke pinggir lapangan oleh pemain lawan, yaitu santrinya sendiri. Ajengan sampai menderita sakit beberapa hari. Santri yang melakukan tindakan itu dimarahi santri senior. Bahkan isteri ajengan sampai mendatangi santri tersebut dan memarahinya.

Lalu bola milik santri itu disitanya. Ajengan juga sempat marah kepada para pelaku. Tapi beberapa hari kemudian, Ajengan meminta maaf kepada pelaku. Menurutnya, dia dan santri itu sama-sama pemain di lapangan. Dan itulah risikonya ketika bermain sepak bola. (halaman 44)

Baca Juga: Vaksinasi Pfizer di Area Gor Pakansari Padat, Hinggal Pukul 22.00 WIB Antrian Masih Panjang

Baca Juga: Vaksinasi Pemkab Bogor di Gor Pakansari, Ini Prosedur Yang Harus Dibawa

Baca Juga: Tarif Vaksinasi Gor Pakansari Rp 25-100 ribu, Klas Eksekutif Tanpa Antrian Lama

“Malah basa tas ngaji, Ajengan kungsi mundut hampura ka Si Atok. Saurna, 'Atok hampura ana, harita make ngambek, padahal ana oge nyaho, yen anta harita teu ngahaja ngadupak ana.'" (Selepas mengaji, Ajengan meminta maaf kepada Si Atok (santri yang menjatuhkannya saat bermain sepak bola).

Ajengan berkata, 'Mohon maaf ya, waktu itu saya sempat marah. Padahal saya tahu, kamu tidak sengaja melakukannya).” Dari peristiwa itu, RAF menilai seorang ajengan itu sportif. 

Tentang olahraga, menurut ajengan tersebut bermanfaat dalam dua hal. “Saur Ajengan keneh, ari maen-bal teh saenyana mah, ngalatih lahir jeung batin. Lahirna atuh badan jadi sehat, batinna atuh pikiran jadi cageur. (halaman 45).

Baca Juga: Puisi Emha Ainun Najib atau Cak Nun 'Lautan Jilbab'

Baca Juga: Jilbab Bercadar Menururt 4  Madzhab

Baca Juga: Deretan Fakta di Balik Hari Solidaritas Jilbab Internasional

Menurut RAF, pikiran ajengan semacam itu seperti kutipan ahli-ahli olahraga modern. Hanya kalimat berbeda dan cara menyampaikan maksudnya adalah "mens sana in corpore sano" (jiwa yang sehat berada pada badan yang sehat). (halaman 45).

Padahal ajengan tersebut, sebagaimana dikisahkan pada bagian buku tersebut tidak mengenyam perguruan tinggi. RAF menjelaskan profil ajengan seperti berikut: 

“Ajengan tidak pernah sekolah, tak pernah mendapat didikan universitas. Tapi aku yakin, ajengan yang tinggal di kampung itu orang pintar, orang yang otodidak. Cara dia mengajar, meski dia tidak mendapatkannya dari buku, tapi mudah dipahami. Meski sering membentak, tapi disegani santri-santrinya.

Baca Juga: Twibbon Ucapan Hari Solidaritas Jilbab Internasional 2021, Ayo  Meriahkan

Baca Juga: Inilah Manfaat Jilbab Menurut Islam

Baca Juga: Cara Jitu Hadapi Suami Pelit, Tinjauan Hadis Nabi Muhammad SAW dan Tekhnik, Para Istri Wajib Tau

Malahan jadi payung bagi orang-orang kampungnya. Penemuannya asli, bukan dari buku orang lain. Meski begitu, tetap dalam dan mengandung kebenaran. Luas pemikirannya, luhur penemuannya. sebelumnya, bukan orang mentah.

Tidak banyak sekarang juga aku menemukan orang seperti ajengan. Pedoman dia, “Tafakur sejam, lebih berguna daripada shalat bertemulitan enam puluh hari tanpa tafakur.” (halaman 8).

Sekadar diketahui, buku “Dongeng Enteng dar Pesantren” merupakan kumpulan kumpulan yang ditulis Rahmatullah Ading Afandie sering disingkat RAF. Ia lahir di Ciamis 1929 M. Pada zaman Jepang pernah nyantri di pesantren Miftahul Huda Ciamis. Buku tersebut diterbitkan tahun 1961 dan memperoleh hadiah dari LBBS di tahun yang sama.

Baca Juga: Alasan Mengapa Islam Melarang Zinah, Ada Azab Dunia dan Akhirat

Baca Juga: Mengejutkan Warga Pasangan 'Gancet' yang Viral di Tiktok, Pasangan Zina Tak Bisa Lepas 'itunya'

Baca Juga: Sekolah Islam Gender (SIG) Komisariat UIKA PC PMII Kota Bogor Cetak Aktifis Perempuan Berkualitas

Menurut Adun Subarsa, buku tersebut merupakan cerpen otobiografis dan dapat digolongkan ke dalam kesusastraan Sunda sebelum perang modern. Pada tahun 1976, RAF muncul dengan sinetron Si Kabayan di TVRI, tapi dihentikan karena dianggap terlalu tajam. Ketika TVRI cabang Bandung dibuka, RAF muncul lagi dengan sinetron Inohong di Bojongrangkong.***

Penulis: Abdullah Alawi

Halaman:
1
2
3

Editor: Ahmad Fauzi

Sumber: NU Online

Tags

Rekomendasi

Terkini

Hikmah Zakat Dalam Islam

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB

Berikut Niat Zakat Fitrah Untuk Berbagai Keadaan

Jumat, 5 April 2024 | 06:00 WIB

Definisi Zakat dalam Islam

Kamis, 4 April 2024 | 06:00 WIB

Sejarah Syariat Zakat dalam Islam

Kamis, 4 April 2024 | 06:00 WIB

Inilah Beberapa Keutamaan Hari Raya Idul Fitri

Kamis, 4 April 2024 | 06:00 WIB

Inilah Makna dan Esensi Idul Fitri Menurut Ulama

Kamis, 4 April 2024 | 02:20 WIB

Jatuh dan Terluka, Apakah Puasa Menjadi Batal?

Rabu, 27 Maret 2024 | 12:55 WIB
X