Gus Baha juga dijelaskan bagaimana cara untuk menentukan, yakni dengan keyakinan bahwa setiap orang akan mati.
Nabi juga pernah mengatakan bahwa setiap orang bisa mati kapan saja, bisa besok, lusa dan seterusnya.
Jika membayangkan bahwa besok seseorang akan mati, maka akan sangat bahagia jika menyongsongnya dengan keadaan taat.
Dari perasaan itu, lanjutnya, maka seseorang yang melihat maksiat akan merasa aneh. Awal dari keanehan itu lah yang menjadikan seseorang menjadi takwa.
"Jadi tidak boleh orang bertakwa itu karena ketakutan, maka firman Allah
الَّذِينَ ا ا لِلَّه
orang-orang mukmin itu sangat mencintai Allah," terangnya.
Contoh kebahagiaan lain yang Gus Baha' yakni menceritakan kisah ulama-ulama zaman dahulu dalam mencari makan. Mereka berprinsip bahwa untuk makan sehari rata-rata seseorang hanya butuh dua piring, dan itu sudah bisa mengenyangkan.
Jika yang dibutuhkan satu piring, untuk apa mencari lebih sehingga harus melakukan korupsi.
"Ini penting saya sampaikan karena perilaku orang-orang di zaman sekarang sudah berlebihan, sehingga menghadirkan contoh-contoh ulama zaman dahulu sangat perlu," tambahnya. Nuri Farikhatin/nu.or.id
Artikel Terkait
Mau Tato Anggota Tubuh? Ini Penjelasanya Menurut Ibnu Hajar Al Asqalani.
Ramai Surat Edaran Bantuan Pesantren di Nilai Hoak
Bijaklah Dalam Menghukumi Musik (Catatan Auto Singkat Berdasar Istinbath Maqoshidi).
Humor Gusdur : Peserta Olimpiade Suriah Di Kejar Tentara Israel, Sampai Peluru Habis
Viral Adzan Musik Remix, MUI Angkat Bicara!