Artinya: “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu akan dikembalikan.” (QS al-Anbiya [21]: 35).
Berkenaan dengan segala hal yang ada di dunia ini sebagai sebuah ujian untuk Allah mengetahui siapa saja dari manusia yang terbaik perbuatannya, Allah SWT berfirman:
اِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْاَرْضِ زِيْنَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ اَيُّهُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا.
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka, siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.” (QS al-Kahfi [18]: 7).
Allah SWT juga berfirman:
تَبٰرَكَ الَّذِيْ بِيَدِهِ الْمُلْكُۖ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌۙالَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ
Artinya: “Mahasuci Allah yang menguasai (segala) kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amal perbuatannya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (QS al-Mulk [67]: 1-2).
Sementara bagi orang mukmin yang akan Allah pertemukan mereka dengan-Nya, Allah SWT berfirman:
وُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ نَّاضِرَةٌ اِلٰى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ ۚ
Artinya: “Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhan-nya lah mereka akan melihat.” (QS al-Qiyamah [75]: 22-23).
Hal-hal kematian tersebut di atas seolah memberi sinyal kepada kita bahwa kematian adalah sesuatu yang akan pasti terjadi dan harus selalu diingat. Sehingga dalam mengarungi kehidupan dunia ini, kita tidak boleh terperdaya dengan godaan dunia. Waktu luang yang kita miliki tak boleh begitu saja berlalu tanpa kita dengan amal kebaikan. Inilah prinsip yang harus kita jaga dan miliki. Prinsip Muslim sejati sebagai persiapan menuju kehidupan akhirat yang hakiki sebagaimana yang diperintahkan Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتّٰى يَأْتِيَكَ الْيَقِيْنُ .
Artinya: “Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” (QS al-Hijr [15]: 99).
وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ.