Dalam kitab Shifat al-Shafwah, Imam Ibnu Jauzi mencatat sebuah riwayat tentang Imam Bakr bin Abdullah al-Muzani yang menyampaikan 4 pesan mendalam:
Baca Juga: ASEAN Bersatu Mengutuk Kekerasan di Myanmar dan Menyerukan Tindakan Nyata untuk Menghentikannya
Ketika kamu melihat orang yang lebih tua darimu, katakanlah pada dirimu sendiri: ‘Orang ini telah mendahuluiku dengan iman dan amal salej maka dia lebih baik dariku.’
Ketika kau melihat orang yang lebih muda darimu, katakanlah: ‘Aku telah mendahuluinya melakukan dosa dan maksiat, maka dia lebih baik dariku.’
Ketika kau melihat teman-temanmu memuliakan dan menghormatimu, katakanlah: ‘Ini karena kualitas kebajikan yang mereka miliki.’
Ketika kau melihat mereka kurang (memuliakanmu), katakan: ‘Ini karena dosa yang telah kulakukan.”
Dari riwayat ini kita diajarkan untuk introspeksi dan menilai diri sendiri sebelum menilai orang lain. Bisa jadi yang menilai tidak lebih baik dari yang dinilai. Kita diajarkan untuk berbaik sangka (husnudzan) sebagai jalan pembuka pendewasaan spiritual dan menghadirkan pahala dari Allah swt.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Terkait dengan komunikasi Rasulullah saw pun telah mengingatkan umat Islam untuk memiliki tata krama dan etika. Dalam haditsnya, kita diingatkan untuk benar-benar berpikir matang pada apa yang akan kita ucapkan. Kita harus mempertimbangkan manfaat serta mudarat, keuntungan dan kerugian, serta apakah akan berdampak negatif atau positif. Dalam haditsnya Rasulullah bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
Artinya: “Siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia mengucapkan perkataan yang baik atau diam.” (HR Bukhari dan Muslim).
Lisan kita ibarat pisau yang bermanfaat jika digunakan untuk hal-hal yang baik. Namun sebaliknya akan membawa bencana jika digunakan dengan tidak bijak. Bukan hanya melukai diri sendiri, namun bisa melukai orang lain. Bukan hanya luka yang bisa sembuh dalam waktu pendek, namun luka dalam hati yang bisa saja terus bersemayam dalam hati. Rasulullah mengingatkan dalam haditsnya:
أَكْثَرُ خَطَايَا إِبْنِ آدَمَ فِي لِسَانِهِ
Artinya: “Mayoritas kesalahan anak Adam adalah pada lidahnya.” (HR. Thabrani).
Rasulullah juga mengingatkan:
اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Artinya: “Betakwalah kalian di manapun kalian berada. Iringilah keburukan dengan kebaikan yang mana itu bisa menghapusnya, dan pergaulilah orang-orang dengan akhlak yang baik” (HR Imam At-Turmudzi)
Artikel Terkait
Pandangan Baru Presiden Biden: Ukraina Perlu Meningkatkan Sistem Politik dan Hukum Sebelum Bergabung dengan NA
ASEAN Bersatu Mengutuk Kekerasan di Myanmar dan Menyerukan Tindakan Nyata untuk Menghentikannya
Kapolres Padangsidimpuan Memimpin Konferensi Pers Ungkap Jaringan Narkoba di Kota Padangsidimpuan
Tiongkok Mendorong Kerja Sama ASEAN dan Perkuat Hubungan dengan Indonesia dalam Konferensi di Jakarta"
Lambatnya Pembahasan RUU Perampasan Aset Tindak Pidana oleh DPR Mendapat Sorotan Keprihatinan dari ICW
Penyelidikan Berlanjut Setelah Pengacara Menyerahkan Uang Korupsi dalam Kasus BAKTI BTS 4G
Artis Pierre Gruno Mengaku Tersinggung Sebelum Melakukan Tindakan Pemukulan
Apresiasi Wali Kota Medan terhadap Tindakan Tembak Mati Menuai Kontroversi
Sekda Kota Bogor Terima CSR dari PT Adira Syariah untuk Percepatan Program ODF
Kata Kades soal Jabatan 9 Tahun dan Dana Desa 2 Miliar hingga Potensi Korupsi