Bulan Safar Bertanda Kesialan dan Banyak Ujian. Apakah Benar? Simak Artikel ini

- Senin, 27 September 2021 | 15:24 WIB
Ilustrasi Hari Sial dan Banyak Ujian (Depositphotos)
Ilustrasi Hari Sial dan Banyak Ujian (Depositphotos)

Baca Juga: Dikira Cuman Orang Yang Masuk Angin, Ternyata Mobil Juga Minta Dikerokin.

Artinya, “Tidak ada wabah (yang menyebar dengan sendirinya tanpa kehendak Allah), tidak pula tanda kesialan, tidak ada (tanda kesialan), dan juga tidak ada (kesialan) pada bulan Safar. Menghindarlah dari penyakit judzam sebagaimana menghindar dari singa.” (HR al-Bukhari) (Badruddin 'Aini, 'Umdâtul Qâri Syarhu Shahîhil Bukhâri, [Beirut, Dârul Kutub: 2006], juz IX, halaman 409).

Syekh Abu Bakar Syata ad-Dimyathi (wafat 1302) mengatakan, hadits di atas ditujukan untuk menolak keyakinan dan anggapan orang-orang Jahiliah yang mempercayai segala sesuatu dapat memberikan pengaruh dengan sendirinya; baik baik maupun baik.

Selain itu juga menolak setiap penisbatan suatu kejadian selain Allah. Artinya, semua kejadian yang terjadi murni karena kehendak waktu Allah yang sudah tercatat sejak zaman azali, bukan disebabkan oleh, zaman, anggapan dan salah lainnya.” (Abu Bakar Syattha, Hâsiyyah I'ânatuth Thâlibîn, [Beirut, Dârul Kutubil 'Ilmiah: 2003], juz III, halaman 382).

Bukti Bulan Safar Bukan Bulan Kesialan Habib Abu Bakar Al-Adni dalam salah satu mengatakan, ada beberapa bukti yang meyakinkan masyarakat Jahiliah atas keyakinannya yang menganggap bahwa bulan safar merupakan bulan kesialan.

(1) Rasulullah saw melangsungkan pernikahan dengan Sayyidah Khadijah pada bulan Safar; (2) Pernikahan antara Sayyidina Ali dan Sayyidah Fatimah az-Zahra juga di bulan Safar; (3) Hijrah Rasulullah saw dari Makkah ke Madinah bertepatan dengan bulan Safar; (4) perang pertama, yaitu perang Abwa terjadi pada bulan Safar, di mana umat Islam hanya mendapatkan kemenangan telak atas kaum kafir; (5) pada bulan Safar juga terjadi peperangan hebat yaitu perang Khaibar, dan kemenangan yang diraih oleh umat Islam. (Abu Bakar al-Adni, Mandzûmatu Syarhil Atsar fî Mâ warada 'an Syahri Shafar, halaman 9).

Demikian alasan di balik penamaan Safar, serta jawaban atas anggapan dan keyakinan sebagian masyarakat perkiraan mitos yang diyakini akan terjadi pada bulan Safar. Meskipun demikian tidak layak dijadikan pedoman oleh orang percaya.

Sebab, dengan keyakinannya, akan mengalahkan Allah dengan segala sesuatu yang dapat mempengaruhi siapa pun, atas persangkaannya kepada Allah swt. Semoga kita dijauhkan dari keyakinan keliru dan menyimpang dari ajaran Islam. Amin. Wallâhu a'lam. Ustadz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan, Kokop, Bangkalan.*******

Halaman:

Editor: Usman Azis

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Hikmah Zakat Dalam Islam

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB

Berikut Niat Zakat Fitrah Untuk Berbagai Keadaan

Jumat, 5 April 2024 | 06:00 WIB

Definisi Zakat dalam Islam

Kamis, 4 April 2024 | 06:00 WIB

Sejarah Syariat Zakat dalam Islam

Kamis, 4 April 2024 | 06:00 WIB

Inilah Beberapa Keutamaan Hari Raya Idul Fitri

Kamis, 4 April 2024 | 06:00 WIB

Inilah Makna dan Esensi Idul Fitri Menurut Ulama

Kamis, 4 April 2024 | 02:20 WIB

Jatuh dan Terluka, Apakah Puasa Menjadi Batal?

Rabu, 27 Maret 2024 | 12:55 WIB
X