Seringkali, karena begitu senangnya akan kedatangan tamu tertentu, tuan rumah dengan senang hati bersusah payah menyiapkan berbagai makanan untuk dihidangkan kepada sang tamu yang akan datang. Bisa dibayangkan betapa akan kecewanya bila tiba-tiba sang tamu tidak berkenan menikmati hidangan yang ada karena alasan sedang menjalani puasa sunah. Dengan melihat kebiasaan yang ada, akan lebih baik bila sang tamu yang sedang berpuasa dan ingin mempertahankan puasanya mencegah tuan rumah membuatkan hidangan makanan dan minuman.
Pencegahan ini bisa dilakukan ketika dilihat tanda-tanda sang tuan rumah hendak membuatkan hidangan. Bila kedatangan sang tamu sebelumnya telah dikomunikasikan terlebih dahulu, sang tamu bisa menyampaikan kepada tuan rumah untuk tidak menyiapkan apapun mengingat dirinya sedang berpuasa.
Dengan demikian maka semua pihak akan merasa senang dan ridlo. Sang tamu bisa tetap melanjutkan puasanya tanpa terbebani dengan perasaan tidak enak kepada tuan rumah, sedangkan tuan rumah tidak perlu kecewa atas hidangannya yang tidak dimakan oleh tamunya. Wallȃhu a’lam.
Penulis: Ustadz Yazid Muttaqin, santri alumni Pondok Pesantren Al-Muayyad Mangkyudan Surakarta, kini aktif di kepengurusan PCNU Kota Tegal.
Artikel Terkait
Rumah Lansia Desa Cogreg Dibangun Ulang melalui Program Lingkungan Desa Cogreg Swadaya Masyarakat Murni
Ikut Tren Hentikan Truk, Remaja di Bogor Nyaris Tewas
Fasilitasi Balap Liar, Polda Metro Jaya (PMJ) Gandeng 350 Pembalap Liat Ikut Unjuk Gigi di Ancol
Sesajen Rp 40 Miliar Untuk Pejabat, Mahfud MD Didesak Sebut Naba
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa Dengar Aspirasi Aktivis Papua
Laporkan Dugaan KKN Anak Presiden, Dosen UNJ Dilapor Balik
Ghozali Everyday Kantongi Miliaran Rupiah dari NFT, Kominfo Mulai Ambil Peran
Letih Tunggu Bantuan Pemda Bogor, Pemuda Karangtaruna dan SIlaturrahmi Majelis Galang Dana Perbaiki Rutilahu
Silaturrahmi Majelis dan Pemuda Karangtaruna Serahkan Uang Jutaan Rupiah untuk Pembangunan Rutilahu
Puasa Ayyamul Bidh, Puasa Sunah Yang Utama