Kemudian dimulailah rencana mereka untuk memisahkan Yusuf kecil dengan Nabi Ya’qub. (Ibnul Atsir, Al-Kamil fi Tarikh, [Beirut, Darul Kitab Al-Arabi: 1997], juz I, halman 124).
Mereka melakukan musyawarah bagaimana cara menyingkirkan Nabi Yusuf. Beberapa pendapat dimunculkan. Ada yang berpendapat agar Nabi Yusuf dibunuh saja, namun ditentang oleh yang lain. Ada juga yang mengusulkan untuk dimasukkan ke dalam sumur agar nanti ditemukan oleh orang lain dan dijual sebagai budak. Keputusan dibuat dan menghasilkan kesepakatan untuk dibuang ke dalam sumur.
Terkait hal ini Allah mengisahkannya dalam Al-Qur’an surat Yusuf ayat 8-10 berikut:
إِذۡ قَالُواْ لَيُوسُفُ وَأَخُوهُ أَحَبُّ إِلَىٰٓ أَبِينَا مِنَّا وَنَحۡنُ عُصۡبَةٌ إِنَّ أَبَانَا لَفِي ضَلَٰلٖ مُّبِينٍ (٨) ٱقۡتُلُواْ يُوسُفَ أَوِ ٱطۡرَحُوهُ أَرۡضٗا يَخۡلُ لَكُمۡ وَجۡهُ أَبِيكُمۡ وَتَكُونُواْ مِنۢ بَعۡدِهِۦ قَوۡمٗا صَٰلِحِينَ (٩) قَالَ قَآئِلٞ مِّنۡهُمۡ لَا تَقۡتُلُواْ يُوسُفَ وَأَلۡقُوهُ فِي غَيَٰبَتِ ٱلۡجُبِّ يَلۡتَقِطۡهُ بَعۡضُ ٱلسَّيَّارَةِ إِن كُنتُمۡ فَٰعِلِينَ (١٠)
Artinya, "(Ingatlah) ketika mereka berkata, “Sesungguhnya Yusuf dan saudara (kandung)-nya lebih dicintai Ayah daripada kita, padahal kita adalah kumpulan (yang banyak). Sesungguhnya ayah kita dalam kekeliruan yang nyata.
Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu tempat agar perhatian Ayah tertumpah kepadamu dan setelah itu (bertobatlah sehingga) kamu akan menjadi kaum yang saleh. Salah seorang di antara mereka berkata, “Janganlah kamu membunuh Yusuf, tetapi masukkan saja dia ke dasar sumur agar dia dipungut oleh sebagian musafir jika kamu hendak berbuat”. (QS Yusuf: 8-10).
Setelahnya, dimulailah tipu daya mereka untuk mengelabui Nabi Ya’qub. Mereka meminta Nabi Ya’qub mengizinkan membawa Yusuf kecil bersama mereka untuk ikut menggembala dan bermain bersama. Awalnya, Nabi Ya’qub tidak mengizinkan, ia khawatir akan terjadi sesuatu yang buruk kepada Yusuf. Namun, karena mereka meyakinkannya untuk menjaga Yusuf, Nabi Ya’qub akhirnya mengizinkan.
Nabi Yusuf kecil dibawa oleh saudara-saudaranya itu untuk menggembala dan bermain. Di tempat tersebut saudara-saudara Nabi Yusuf melakukan bullying. Mereka memukuli Nabi Yusuf hingga hampir membunuhnya. Kemudian salah satu saudara tiri Nabi Yusuf yang bernama Yahuda berkata:
“Bukankah kita sepakat untuk tidak membunuhnya?”.
Mereka membawa Nabi Yusuf kecil ke sumur, melepas bajunya dan memasukkannya ke dalam sumur. Ketika mereka hendak memasukkan Yusuf ke dalam sumur melalui timba, mereka berkata: “Panggil matahari, bulan dan sebelas bintang untuk menyelamatkanmu!”. (Ibnul Atsir, 125).
Saudara-saudaranya pulang dan berpura-pura menangis dengan membawa baju Nabi Yusuf yang telah dilumuri darah palsu untuk mengelabui ayahnya bahwa Yusuf telah wafat dimakan serigala. Lihat juga kisahnya dalam surat Yusuf ayat 11-18.
Dari perundungan itu, Nabi Yusuf kemudian ditemukan oleh beberapa musafir yang pergi melewati sumur itu. Ia dijual sebagai hamba sahaya, dibeli oleh salah seorang mentri di Mesir dan diangkat menjadi anak.
Nabi Yusuf mengalami lika-liku kehidupan hingga ia kemudian dipercaya sebagai menteri ekonomi Mesir saat itu karena berhasil mengatasi paceklik pangan yang terjadi. Ia memaafkan saudara-saudaranya dan membawa keluarganya hijrah ke Mesir.
Kesimpulannya, peristiwa perundungan sudah ada sejak zaman dahulu. Perundungan yang terjadi pada Nabi Yusuf oleh saudara-saudaranya disebabkan karena kecemburuan mereka terhadap Nabi Ya’qub yang terlihat lebih sayang kepada Nabi Yusuf. Padahal pada kenyataannya, Nabi Yusuf lebih mendapatkan perhatian ayahnya disebabkan di antaranya karena ia masih kecil dan telah ditinggal oleh ibunya. Kisah perundungan yang dialami Nabi Yusuf diabadikan dalam Al-Qur'an agar menjadi pelajaran bagi manusia sepanjang zaman.*****
Artikel Terkait
5 Doa Pilihan yang Cocok Dibaca Selama Ramadhan
Hikmah Zakat Dalam Islam
Momentum Lebaran Jadi Hegemoni Kapitalis Kepada Kaum Proletar
Menambah Keeratan dan Semangat PMII UNUSIA Gelar Harlah PMII 64 th dan Halal bi Halal
Intervensi Presiden Dalam Pemilu, MK: Tidak ada Bukti Yang Meyakinkan
Soal Hasil Pemilu, PBNU Serukan Patuhi Putusan Mahkamah Konstitusi
Penjelasan Miskin Pada Bab Zakat Menurut Imam Syafi'i
4 Profesi Berkaitan dengan Zakat Menurut Al Mawardi
Imam Besar Masjid Istiqlal ke Angkatan 228 LPDP: Menjaga Lingkungan adalah Sikap Merah Putih
Hari Buku Sedunia, Yayasan Muinatul Wathoniyyah Cogreg (MWC) Ajak Masyarakat Tingkatkan Budaya Literasi