Buah dari penderitaan, kesulitan, dan perjuangan yang tanpa kenal menyerah memang luar biasa, yakni dalam waktu singkat yang hanya memakan waktu 23 tahun saja, Nabi Muhammad telah berhasil memiliki pengikut yang cukup banyak. Yakni berhasil mengubah masyarakat yang semula penyembah berhala menjadi beriman tauhid, yakni hanya menyembah kepada Allah SWT semata. Masyarakat telah berubah dari masyarakat yang semula menerapkan hukum rimba di mana yang dominan dan kuat akan selalu menjadi pemenang, menjadi masyarakat yang berdasarkan keadilan tanpa memandang latar belakang suku maupun status sosial.
Di dalam Islam memang semua manusia pada dasarnya sama karena mereka semua berasal dari asal usul yang sama, yakni Nabi Adam AS. Satu-satunya yang membedakan mereka hanyalah ketakwaan masing-masing kepada Allah SWT. Didalam Ayat 5 dari Surat Adh-Dhuha menyebutkan:
وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَى
Artinya: Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas.
Allah SWT telah berjanji bahwa semua penderitaan, kesulitan dan susah payah Nabi Muhammad SAW dari waktu kecil hingga diangkat menjadi seorang nabi akan dibalas oleh Allah dengan keberhasilan yang cemerlang sebagaimana telah diuraikan. Atas keberhasilan itu Nabi Muhammad SAW bersyukur kepada Allah SWT. Berterima kasih tidak hanya atas keberhasilan dakwah, tetapi juga atas perlindungan Allah SWT sehingga meskipun seorang yatim piatu dapat meraih pertolongan untuk mendukung keberhasilan dakwah tersebut. Perlindungan ini sebagaimana dimaksud dalam ayat ke 6 sebagai berikut:
أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَىٰ
Artinya: Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu?.
Selanjutnya, ayat ketujuh dari Surat Adh-Dhuha menyebutkan:
وَوَجَدَكَ ضَالًّا فَهَدَىٰ
Artinya: Dan Dia (Allah) mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.
Baca Juga: Belajar Dari Sahabat Abdurrahman bin Auf, ALLAH SWT Tak Bosan Memberikan Kejutan.
Sudah banyak diceritakan bagaimana kebingungan Nabi Muhammad ketika akan memasuki masa kenabiannya sehingga menyepi di Gua Hira’ untuk mencari jawaban dari apa yang sebenarnya sedang terjadi pada waktu itu. Di Gua Hira’ itulah Muhammad mendapatkan wahyu pertama kali yang diterimanya melalui malaikat Jibril AS.
Ayat ketujuh itu diikuti dengan ayat kedelapan yang menyatakan:
وَوَجَدَكَ عَائِلًا فَأَغْنَىٰ
Artinya: Dan Dia (Allah) mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.