Kriteria ini digunakan sebagian muslim Indonesia dengan Merujuk langsung pada Negara Arab Saudi atau menggunakan hasil terlihatnya hilal dari Negara lain. Dengan adanya metode dan kriteria penetapan awal Ramadhan yang sangat bervariasi, tidak ada kekhawatiran jika terjadi perbedaan dalam memulai puasa Ramadhan.
Hanya saja, kiranya penting untuk berusaha mengingat perbedaan-perbedaan tersebut, mengingat bahwa amaliah di bulan Ramadhan dan lebaran di bulan Syawal merupakan syi'ar Islam dan momen kebahagiaan yang layaknya dilaksanakan dan dinikmati bersama-sama. Pemerintah melalui Kementerian Agama memiliki peran sentral dalam menyatukan perbedaan tersebut, yaitu dengan menyelenggarakan sidang Itsbat awal Ramadhan yang berlandaskan pada rukyat, dan hisab sebagai pendukungnya.
Keputusan Itsbat bersifat mengikat dan berlaku bagi umat Islam secara nasional, sebagaimana kaidah fiqih:
حُكْمُ الحَاكِمِ يَرْفَعُ الخِلَافَ
“Keputusan Hakim (Pemerintah) dapat menghilangkan gangguan.” Hanya saja, jika perbedaan penetapan awal Ramadhan masih terjadi maka prinsip toleransi sepatutnya tetap dikedepankan. Sebab, menjaga persatuan dan kerukunan umat merupakan perintah Allah yang wajib dilaksanakan.****
Cc.Ahmad
Artikel Terkait
Inilah Keutamaan Puasa di Bulan Ramadhan
Penjelasan Kitab Kuning
Cara Beri Hadiah ke Anak agar Tak Berdampak Negatifkan
Olah Raga Memanah adalah Sunah? Simak Fakta Hukumnya
Tak Sadarkan Diri, Lansia Berinisial GA Meninggal Dadakan di KRL
Kursi Terakhir Dihantui Isu Gelembung Suara, Simak Hasil Final Pileg DPR RI Dapil Jawabarat 5
Falakiyah NU Soroti 58 Titik Pantau Hilal
Berbeda-beda dalam Penetapan Awal Ramadhan, Simak Alasannya
Inilah Beberapa yang Membatalkan Puasa
Didorong Isi Kursi Pimpinan DPRD Kota Bogor Periode 2024 – 2029, Zaenal Abidin: Entar Dulu.