Tengok Makam Kiyai Sholeh Darat Sang Penulis Jawa Pegon Legendaris

- Sabtu, 29 Juli 2023 | 07:44 WIB
Makam Ulama (Bogor Times)
Makam Ulama (Bogor Times)

Baca Juga: Bupati Pandeglang Nilai Peran Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Menurunkan Angka Kemiskinan

Salah satu santri Kiai Sholeh ialah Ahmad Dahlan, Pendiri Muhammadiyah dan Hasyim Asy’ari, Pendiri Nahdhatul Ulama, yang berhasil memobilisasi masyarakat Jawa Timur dengan seruan Resolusi Jihad, membangkitkan perjuangan Arek-Arek Suroboyo yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Bahkan jiwa patriot yang mengakar kuat dalam diri RA. Kartini, juga tak lepas dari peran Kiai Sholeh yang menjadi salah seorang yang menginspirasi. Hal ini ditandai dengan terbitnya buku Habis Gelap Terbilah Terang yang terilhami dari ayat suci “Minazh-Zhulumati ilan-Nur.”

“RA. Kartini diawali ketika Mbah Sholeh Darat mengisi pengajian bulanan di rumah Bupati Demak yang merupakan paman RA. Kartini,” tukas Miftahul Umam, Mahasiswa UIN Wali Songo Semarang.

Dari balik tabir, Kartini terkesima dengan tafsir al-Fatihah dengan menggunakan bahasa Jawa sehingga Kartini mengerti. Kartini mendesak pamannya untuk mempertemukan dirinya dengan Kiai Sholeh. Setelah bertemu, kepada beliau, Raden Ayu meminta agar al-Quran diterjemahkan. Padahal ketika itu Belanda melarang keras adanya menerjemahan al-Quran.

Baca Juga: Gua Akbar dari Markas Berandal, Menjadi Markas Ulama

Belanda sadar bahwa jika bangsa ini memahami ajaran Islam dengan luas dan mengerti kandungan al-Quran bisa membangkitkan nasionalisme di hati para pembacanya, sehingga menyulitkan kolonial Belanda dalam menguasai kekayaan negeri ini.

Kiai Sholeh tercatat sebagai orang Indonesia pertama yang berani menerjemakan al-Quran. Untuk mengelabui Belanda, beliau menuliskan terjemah tersebut ke dalam bahasa Jawa pegon, sehingga dikira tulisan tersebut berbahasa Arab. Kitab tafsir pertama dalam Arab Pegon ini diberi nama Faidhur-Rahman. Kitab tersebut dijadikan kado pernikah RA. Kartini dengan Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, Bupati Rembang.

Karya Kiai Sholeh ditengarai sekitar 40 judul kitab. Namun, hanya tersisa beberapa saja yang masih terjaga sampai sekarang di Indonesia. Lantaran karya-karya beliau juga banyak dirampas oleh Belanda. Infonya, kitab beliau tersimpan di Museum Belanda dan Inggris. Banyak mahasiswa Indonesia yang kuliah di sana, mengkajinya sebagai bahan disertasi. Di antara karya beliau ada berjudul Minhatul-Atqiya’, Kitab Munjiyat, Lathaifuth-Thaharah, Majmuatusy-Syariah, dan Matan al-Hikam Sementara terjemahan kitab Jauharut-Tauhid dari tangan terampilnya sampai saat ini masih tersimpan di Museum Masjid Agung Jawa tengah.

“Katanya sejak tahun 1955, haul Mbah Sholeh rutin diperingati setiap 10 Syawal. Walaupun sebenarnya tanggal wafatnya adalah 28 Ramadhan,” pukas Umam, menjelaskan banner haul yang sengaja tidak dilepas oleh panitia.***

Cc. Muh Kurdi Arifin

Halaman:

Editor: Rajab Ahirullah

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Hikmah Zakat Dalam Islam

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB

Berikut Niat Zakat Fitrah Untuk Berbagai Keadaan

Jumat, 5 April 2024 | 06:00 WIB

Definisi Zakat dalam Islam

Kamis, 4 April 2024 | 06:00 WIB

Sejarah Syariat Zakat dalam Islam

Kamis, 4 April 2024 | 06:00 WIB

Inilah Beberapa Keutamaan Hari Raya Idul Fitri

Kamis, 4 April 2024 | 06:00 WIB

Inilah Makna dan Esensi Idul Fitri Menurut Ulama

Kamis, 4 April 2024 | 02:20 WIB

Jatuh dan Terluka, Apakah Puasa Menjadi Batal?

Rabu, 27 Maret 2024 | 12:55 WIB
X