PEMUDA, TANTANGAN DAN PELUANG DI ERA DIGITAL

- Selasa, 19 Juli 2022 | 07:57 WIB
Ketua GP Ansor Kabupaten Bogor, Dhomiry A Ghazaly,.SH (Boks/Istimewa)
Ketua GP Ansor Kabupaten Bogor, Dhomiry A Ghazaly,.SH (Boks/Istimewa)

Baca Juga: Margaret Aliyatul Maimunah Pimpin Pengurus Pusat Fatayat NU, Inilah Menjadi Profilnya

Salah satu tantangan bagi generasi milenial dalam menyaring adanya konten-konten di media sosial yang negatif dan paling banyak terjadi adalah permasalahan media sosial dewasa. Media sosial ini merupakan media yang dikomunikasikan pada zaman sekarang telah menjadi revolusi dalam menciptakan media penyebaran informasi dan komunikasi pemudahan. 

Tradisi Literasi
Tradisi literasi sudah berkembang jauh sebelum era milenial hadir di tengah-tengah pesatnya perkembangan teknologi digital dan media sosial. Hal itu terbukti dengan melimpahnya karya-karya ulama serta tokoh-tokoh Nusantara pendiri republik ini, literasi tradisi lahir dari nalar ilmiah.

literasi tradisi di atas penting diperhatikan oleh generasi milenial yang lebih banyak mengonsumsi berita dan informasi melalui jaringan online dan media sosial. Tabayun, Itulah tradisi lain yang perlu dibawa sehingga seseorang tidak terjebak dengan berita atau informasi, gambar, video yang belum tentu kebenarannya.

Baca Juga: Usai Rp 3,3 Triliun Digelontorkan, BOS Madrasah Tahun Ini Rp 2,5 Triliun Kembali Disalurkan

Literasi yang baik dengan proses tabayun merupakan upaya agar seseorang bisa memelihara akal sehatnya. Karena konsumsi informasi yang tidak akan benar-benar mendestruksi (merusak) akal sehat sehingga yang tertanam adalah kebencian belaka.

Spirit literasi digital dengan proses tabayun yang kuat adalah salah satu langkah yang harus dilakukan karena tidak sedikit informasi palsu (hoaks) atau berita palsu yang mempengaruhi seseorang berdampak pada tatanan sosial yang terganggu, menimbulkan keresahan, dan perpecahan antar-elemenbangsa.

“Kalau kita melihat sumpah pemuda, terlihat sederhana hanya dua kata, sumpah dan pemuda. Kalau kita dalami, pendalamannya mengandung konsep yang mendalam, utuh menyeluruh, yang tidak sederhana,” kata Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo.

Baca Juga: Tidak Membawa Amlop Isi Uang Saat Kondangan Pernikahan, Ini Hukumnya

Hal tersebut disampaikan Gubernur Lemhannas RI dalam Gebyar Wawasan Kebangsaan #KaryaNyataGarudaMuda yang diselenggarakan Lemhannas RI Kamis, 28 Oktober 2021.

Karakter yang harus dimiliki pemuda 
Karakter apa yang harus dimiliki pemuda di era saat ini ? Kita harus mampu bernalar kritis karena banyak permasalahan saat ini yang akan kita selesaikan dengan lebih logistik.

Dengan kemampuan bernalar kritis, kita akan bisa memperbaik diri karena ilmu-ilmu yang kita pelajari sekarang dan semasa sekolah itu 10 atau 20 tahun lagi pasti tidak akan benar-benar terpakai. Yang benar-benar terpakai itu kan cara berpikirnya.

Baca Juga: Amsilatu Tasyrif, Kitab Mendunia Karya Ulama Indonesia

Jadi karakter mampu bernalar dan berpikir kritis itu sangat penting. Kedua, karakter integritas. Integritas itu dari bahasa Inggris integrity yang artinya satu kesatuan, utuh. Jadi sikap yang integritas itu sikap yang satu, bagaimana pun keadaannya. Contohya, jangan kalau di depan banyak orang, kita jujur, tapi di belakang pintu, berbeda.

Jadi melakukan korupsi itu artinya kita tidak berintegritas. Ketiga, kolaborasi. Dunia kan semakin tidak bersekat. Mau kita juga tidak akan kedatangan banyak orang yang berbeda dari berbagai belahan dunia.

Halaman:

Editor: Ahmad Fauzi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

5 Doa Pilihan yang Cocok Dibaca Selama Ramadhan

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB
X